Dinkes Pasuruan Bina Pemijat Sangkal Putung Usai Warga yang Kakinya Busuk


Loading...

MEDIALOKAL.CO - Kasus yang menimpa Hansi Saputra (31), warga Dusun Selohan, Desa Capang, Kecamatan Purwodadi, yang kakinya diamputasi gara-gara salah penanganan di pemijat sangkal putung, jadi perhatian pemerintah daerah. Pasalnya, kasus serupa sudah terjadi tiga kali.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pasuruan pun membina para pemijat sangkal putung agar kasus serupa tak terulang.

"Karena ada kasus seperti pasien Hansi, yang kemarin diamputasi, rumah sakit meminta kami menindaklanjuti untuk dilakukan pembinaan ke para pemijat sangkal putung. Hari ini kami lakukan di Lekok. Kalau penanganannya salah terus, kan bahaya nanti masyarakat," kata Kabid Pelayanan Kesehatan Dinkes Kabupaten Pasuruan Ugik Setyo Darmoko, Rabu (18/9/2019).

Ugik mengatakan langkah Dinkes tersebut bukan untuk memberikan sanksi atau pencabutan izin praktik pijat sangkal putung, melainkan pembinaan untuk kepentingan bersama.

Loading...

"Bukan kita yang memberikan sanksi atau memberikan izin, tapi kita memang punya kepentingan untuk membina masyarakat yang punya keterampilan (sangkal putung) dan masih dipercaya masyarakat. Kasus seperti Hansi ini tercatat sudah tiga kali di RSUD Bangil," terangnya.

Pembinaan yang diberikan dalam bentuk pemahaman agar para pemijat sangkal putung tak melayani pasien yang mengalami fraktur tulang terbuka. Kemudian jika sudah telanjur menangani, diharapkan berkoordinasi dengan puskesmas biar dibantu diberi obat atau diperiksa lanjutan.

"Patah tulang, apalagi terbuka, jangan ditangani karena risiko terjadinya infeksi sangat besar, seperti terjadi kasus yang diamputasi itu (Hamsi Saputra). Kalau lihat kasusnya, lukanya tak terlalu besar, tapi karena mungkin dilakukan imobilisasi (pembebetannya) terlalu kuat, sehingga tak ada oksigenasi, terjadi kerusakan jaringan dan mati, akhirnya diamputasi," terangnya.

Ugik mengatakan para pemijat sangkal putung diminta bersedia bekerja sama. "Kita nggak mematikan usahanya, tapi minta kerja samanya. Diharapkan tak menangani kasus-kasus luka terbuka, apalagi patah tulang. Kalau ada pasien seperti itu, silakan koordinasi dengan puskesmas," tandasnya.

Selain Hansi, ada dua korban luka patah tulang di Kabupaten Pasuruan yang diamputasi karena kasus serupa. Pasien ditangani pemijat sangkal putung, kemudian semakin parah dan mengalami infeksi.

"Sudah ada tiga kasus amputasi karena luka patah tulang ditangani sangkal putung," tandas Ugik.

Hansi Saputra, warga Dusun Selohan, Desa Capang, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan, harus menanggung derita. Karena tak punya kemampuan berobat, luka kaki kanannya membusuk. Luka itu dia dapat dalam kecelakaan motor 14 Agustus lalu. Sempat dibawa ke sangkal putung, lukanya semakin parah.

Pada Kamis, (12/9), perangkat desa dan tokoh masyarakat membawa Hansi ke Puskemas Purwodadi dengan pikap. Setelah mendapat pemeriksaan, ia langsung dirujuk ke RSUD Bangil dengan ambulans.

sumber: detik.com






Loading...

[Ikuti Medialokal.co Melalui Sosial Media]