Golkar Pertanyakan Data Prabowo saat Bicara Ekonomi Indonesia


Loading...

MEDIALOKAL.CO - Golkar mempertanyakan data lembaga internasional mana yang digunakan capres Prabowo Subianto saat bicara soal ekonomi Indonesia berada di kondisi rawan. Menurut Golkar, Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap poitif ke depannya.

"Lembaga internasional yang mana yang dimaksud Pak Prabowo? Justru sebaliknya, Bank Dunia dalam laporan terbaru bertajuk 'Ekonomi Asia Timur dan Pasifik Oktober 2018' mengungkapkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan tetap positif didukung permintaan domestik yang kuat. Hal itu tetap terjadi meskipun lingkungan global belum stabil dan tidak menentu," kata Ketua DPP Golkar Ace Hasan Syadzily kepada detikcom, Jumat (5/10/2018).

Dia mengatakan Bank Dunia memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,2 persen pada 2018 dan 2019 dan secara bertahap menguat menjadi 5,3 persen pada 2020. Meski demikian, Ace mengakui pemerintah mesti tetap waspada terhadap kemungkinan ketidakstabilan ekonomi global. 

"Bahwa pemerintah perlu waspada terhadap kemungkinan ketidakstabilan ekonomi global ya betul. Risiko gejolak pasar akibat perang dagang perlu diantisipasi dengan memperkuat fundamental ekonomi kita, terutama neraca perdagangan ekspor-impor, tentu pemerintahan Jokowi tidak tinggal diam. Sudah banyak langkah-langkah kebijakan ekonomi untuk menangani terjadinya gejolak pasar internasional," ujarnya.

Loading...

Sebelumnya, Prabowo mengumpulkan tim pemenangannya yang ahli di bidang ekonomi. Ia memandang perekonomian Indonesia saat ini dalam kondisi serius.

"Malam hari ini dari beberapa jam lalu kita telah mengumpulkan beberapa ahli ekonomi terkemuka di Indonesia yang sudah menjadi tim ekonomi kami," ujar Prabowo di kediamannya, Jl Kertanegara, Jakarta Selatan, Jumat (5/10/2018).

"Kita yang tidak dapat mungkiri dirasakan oleh seluruh bangsa dalam keadaan yang tak menggembirakan, bahkan oleh lembaga internasional, Indonesia termasuk digolongkan di antara 5 negara emerging market yang rawan prospek ekonominya dalam waktu yang akan datang," sambungnya. 

(detik.com)






Loading...

[Ikuti Medialokal.co Melalui Sosial Media]