Cegah Anak Stunting dengan Rajin Makan Ikan


Loading...

MEDIALOKAL.CO - KASUS stunting masih saja menjadi polemik di Indonesia karena angka penderitanya yang masih cukup tinggi. Hal ini tentu menjadi tanda tanya besar mengapa negara perairan penghasil ikan seperti Indonesia masih berjuang mengalami stunting.

 

Sebagaimana diketahui, stunting bisa terjadi karena janin yang kurang mendapat asupan nutrisi sejak berada di dalam kandungan. Kekurangan protein, vitamin serta zat-zat lain yang diperlukan tubuh, bisa menyebabkan stunting atau biasa disebut dengan kekerdilan.

Stunting di Indonesia disebabkan oleh ketidakpahaman masyarakat terhadap sumber makanan yang penting untuk dikonsumsi. Padahal salah satu makanan yang bergizi dan mampu memerangi stunting adalah ikan.

Loading...

Alhasil banyak dari masyarakat yang notabene tinggal di daerah dekat laut, seperti di Sulawesi dan Nusa Tenggara Timur justru mengalami stunting karena kurang mengonsumsi ikan. Mereka justru melaut dan lebih memilih untuk menjual hasil tangkapannya untuk membeli bahan pangan lain seperti beras, mi dan makanan lain yang memiliki kadar nutrisi yang lebih rendah.

"Kesadaran masyarakat Indonesia untuk mengonsumsi ikan masih sangat rendah. Padahal ikan merupakan salah satu makanan murah, mudah dijumpai dan memiliki kandungan nutrisi yang tinggi. Dengan kesadaran masyarakat akan pentingnya mengonsumsi ikan maka risiko stunting di Indonesia bisa ditekan secara perlahan, tegas Direktur Gizi Masyarakat Kementerian Kesehatan RI, Doddy Izwardy, saat ditemui Okezone di Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (11/10/2018).

Oleh sebab itu pemerintah mencoba mengurangi angka stunting di Indonesia dengan mempromosikan gaya hidup sehat dengan rajin mengonsumsi ikan. Kementerian Kesehatan bekerjasama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk mengajak masyarakat untuk lebih memahami kandungan protein yang terkandung dalam ikan.

Kampanye untuk rajin mengonsumsi ikan ini ditunjukkan kepada para ibu hamil, dengan harapan dapat menghancurkan risiko stunting sejak anak masih di dalam kandungan. Selain itu anak-anak kecil yang sudah bisa mengonsumsi makan padat juga harus dibiasakan memakan ikan. Pasalnya risiko stunting akan mulai terlihat setelah dua tahun sejak anak tersebut dilahirkan.

"Target utama kami adalah ibu hamil dan anal-anak. Kami ingin memecah mata rantai stunting sejak sang anak masih berupa janin. Stunting adalah penyakit multisektor. Sunting awalnya adalah masalah gizi kronik yang menjadi masalah intergenerasi. Oleh sebab itu kami harus memutusnya agar penyebarannya tidak bertambah banyak," tuntasnya.

(okezone.com)






Loading...

[Ikuti Medialokal.co Melalui Sosial Media]