Saat Menyampaikan Khotbah, Sang Khatib Menghembuskan Nafas TerakhirJenazah

sang guru dibawa untuk dimakamkan. Foto : metro tabagsel/JPG

Loading...

MEDIALOKAL.CO - Maut adalah rahasia Ilahi. Tentang kapan, di mana kita akan menemui ajal adalah murni hak prerogatif Allah SWT.

Beberapa dari kita wafat dalam keadaan baik di tempat yang baik pula. Seperti yang dialami Guru Batara Siregar (70), warga Dusun Garoga, Desa Sarogodung, Kecamatan Sipirok, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel).

Dia menghembuskan nafas terakhir, saat membacakan khotbah dari podium di Mesjid Al-IKhlas, Dusun tersebut, Jumat (2/11/2018) lalu.

Kepergian guru tersebut, sontak membuat warga Dusun dan Desa tetangga kaget seraya menyampaikan ‘Innalillahi wa Inna Ilaihi rojiun’. Seraya mendoakan, agar almarhum mantan guru tersebut husnul khotimah.

Loading...

Informasi yang diterima awak media ini, dari masyarakat dan Kepala Desa Saro Godung Ikhwan Afandi Siregar, Minggu (4/11) menyebut, saat itu, tokoh agama sekaligus pengurus Mesjid Al-Ikhlas Garoga itu, bertindak sebagai khatib pada solat Jumat. Baru beberapa saat memulai inti dari khotbah, tiba-tiba khatib tertunduk dan akhirnya jatuh. Beberapa jamaahpun, berupaya bangkit membantunya. Dan ternyata, Batara Siregar sudah tak bergerak lagi. Akhirnya, beberapa jamaah membawanya ke rumah duka, dan yang lainnya melanjutkan Solat Jumat.

“Saya berada di barisan ketiga di tengah, tepat di depan khatib. Dan menyaksikan sendiri ayah (khatib) tertunduk, sebelum akhirnya tersungkur. Kejadian itu pas setelah beliau membacakan ayat pada khotbah itu. Belum sempat menjelaskan makna ayat yang dibacakan yang merupakan inti dari khotbah saat itu, tiba- tiba terhenti dan tertunduk lalu jatuh. Kami (jamaah) akhirnya bergegas menghampiri,” terang Kepala Desa Saro Godung yang juga merupakan bungsu lima bersaudara dari almarhum Guru Batara Siregar.

Disampaikan, atas nama keluarga besar Guru Batara Siregar, juga menyampaikan permohonan maaf jika ada kesalahan dan kekhilafan almarhum semasa hidupnya. Dimana, almarhum meninggalkan istri dengan 2 putra, 3 putri, semuanya telah berkeluarga. Ditambah 12 cucu dan 1 cicit.

“Semoga Allah SWT memberi tempat terbaik baginya,” ungkapnya seraya menjelaskan, almarhum dimakamkan di pemakaman umum Muslim di Dusun Garoga, Sabtu (3/11).

Sementara itu, Ketua MUI Kecamatan Sipirok, Akhirul Pane MA menyebutkan, sepanjang sejarah yang diketahuinya, baru ini pertama kali wafat saat membaca khotbah pada Salat Jumat, khususnya di Napanapa Sibual-buali, bahkan di Tapsel.

Menurutnya, kekuasaan Allah pada ummatnya tidaklah terbatas. Sehingga, sebagai umat yang taat, harus senantiasa siap menjalani maut, kapan dan dimana saja. Karena itu, tetaplah benahi kualitas keimanan dan ketaqwaan.

“Mari kita jadikan ini iktibar, bahwa kematian itu tidak ada satupun yang mengetahui kapan dan dimana serta bagaimana caranya. Jadi siapa yang menanamkan kebaikan akan mendapatkan kebaikan. Insya Allah, almarhum husnul khotimah,” pungkasnya. (POJOKSUMUT.com)






Loading...

[Ikuti Medialokal.co Melalui Sosial Media]