Rupiah Menguat Tajam ke Rp14.575/USD


Loading...

MEDIALOKAL.CO- Nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) semakin menjauh dari level Rp15.000 per USD. Rupiah berhasil keluar dari tekanan dolar AS dan terus mengalami penguatan di level Rp14.500an per USD.

Dilansir dari Bloomberg Dollar Index, Rabu (7/11/2018) pukul 16:08 WIB, Rupiah pada perdagangan spot exchange dibuka menguat 214 poin atau 1,45% ke level Rp14.590 per USD. Rupiah hari ini bergerak di kisaran Rp14.590 per USD ? Rp14.805 per USD.

Sementara itu, YahooFinance mencatat Rupiah menguat 225 poin atau 1,53% ke Rp14.575 per USD. Dalam pantauan YahooFinance, Rupiah bergerak di kisaran Rp14.575 per USD ? Rp14.800 per USD.

Soal penguatan rupiah, Ketua Dewan Komisioner (DK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso menegaskan bahwa fundamental ekonomi Indonesia dalam kondisi yang kuat dibandingkan negara-negara berkembang yang nilai tukarnya terpuruk dari dolar Amerika Serikat (AS).

Loading...

Rupiah sejak Senin 5 November 2018 berlari kencang. Bahkan Rupiah bisa menguat tajam dari level Rp15.089 per USD menjadi Rp14.764 per USD pada perdagangan hari ini.

"Artinya kan investor, terutama portofolio confidence terhadap kondisi Indonesia. Indonesia itu saya bilang fundamentalnya kuat dibandingkan negara-negara yang suka disebut bermasalah. Ya bukan bandingannya (tandingannya)," ujar Wimboh, di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (7/11/2018).

Seperti diketahui, ekonomi Indonesia kerap disandingkan dengan ekonomi negara berkembang lainnya seperti Filipina, India, Afrika Selatan, Brasil dan Turki. Padahal fundamental ekonomi Indonesia dan negara tersebut dalam kondisi yang berbeda.

Menurut Wimboh, saat ini yang menjadi permasalahan adalah bagaimana mengkomunikasikan bahwa kondisi fundamental ekonomi Indonesia yang sebenarnya sangat kuat.

"Tinggal sekarang kita strukturnya kita perkuat, instrumennya kita banyakin. Sekarang sudah ada hedging, kalau tidak percaya Rupiah, Bank Sentral melakukan swap, bikin Non-Deliverable Forward (NDF)," ujarnya.

Saat ini pemerintah, lanjutnya, terus melakukan penyempurnaan baik dari sisi struktur pasar dalam negeri. "Kalau dahulu NDF gak ada, sekarang ada. Ngapain harus ke Singapura? Di sini saja ada. Jadi terus akan kita lakukan agar pasarnya likuid dan investor confidence. Itu saja," tutupnya. 

(okezone.com)






Loading...

[Ikuti Medialokal.co Melalui Sosial Media]