Gionee, Ponsel Kawakan China yang Goyah Karena Judi


Loading...

MEDIALOKAL.CO - Gionee mungkin kurang begitu dikenal di Indonesia. Namun mereka termasuk vendor ponsel China kawakan. Sebelum Xiaomi atau Oppo dan Vivo merajalela, Gionee sudah berdiri. Sayang, kini mereka terancam bangkrut karena ulah pemiliknya.

Gionee berdiri pada tahun 2002 dan berbasis di Shenzen. Meski tidak spektakuler, mereka secara konsisten mampu menjual cukup banyak ponsel. Di China, posisi terakhir meraka adalah nomor 6 vendor ponsel terbesar setempat, tepat di belakang Apple. Tahun lalu, Gionee menjual 15 juta unit ponsel di negaranya.

Mereka juga berkiprah di pasar mancanegara. Sebut saja India, Bangladesh, Nigeria, Vietnam, Myanmar, Nepal, Thailand, Filipina dan Aljazair, menjadi sasaran pasar Gionee di luar China.

Ponsel yang mereka rilis pun cukup menarik. Sebut saja flagship Gionee S11S yang rilis akhir tahun lalu, dibekali prosesor top MediaTek Helio P30, RAM 6 GB serta layar 6 inch yang nyaris tanpa bezel. Kameranya pun 4, 2 di depan dan juga 2 di belakang.

Loading...

Sang pendiri, Liu Lirong, pintar dan agresif membangun kerajaan bisnisnya. Ia pernah menyewa superstar Andy Lau untuk mempromosikan Gionee. Hasilnya, Gionee meraih sukses khususnya di pasar kelas menengah.

Dikutip detikINET dari Ejinsight, Gionee bahkan kabarnya sudah berencana melakukan Initial Public Offering (IPO) atau berjualan di bursa saham.

Sayang, Liu Lirong belakangan kabarnya tak mampu mengendalikan diri di arena judi. Sang bos kalah judi luar biasa besar, lebih dari USD 144 juta atau sekitar Rp 2 triliun. 

Liu sempat membantah jika dirinya menggunakan uang tunai perusahaannya buat berjudi. Tapi lucunya, dia mengaku kalau telah meminjam dana dari perusahaan.

Akibatnya, ulah Liu membuat Gionee tak mampu membayar para pemasok. Pertemuan pun akhirnya digelar bersama 20 supplier, disepakati para pemasok mengajukan permohonan kebangkrutan Gionee ke pengadilan di Shenzen.

(detik.com)






Loading...

[Ikuti Medialokal.co Melalui Sosial Media]