Harga Minyak Turun, Subsidi Energi 2018 Tak Jadi Bengkak Rp 160 T?


Loading...

MEDIALOKAL.CO - Dalam rapat APBN 2018 bersama Badan Anggaran DPR pada 17 Juli 2018 lalu, subsidi energi diprediksi membengkak menjadi Rp 163,49 triliun atau 173,0% dari APBN. 

Namun, melihat kondisi saat ini, di tengah penurunan harga minyak dunia, diprediksi realisasi subsidi tahun 2018 tak jadi bengkak Rp 163,49 triliun. Malah, ada kemungkinan realisasi subsidi BBM bisa lebih rendah dari prediksi sebelumnya.

"Harga minyak bisa lebih rendah, lalu berdampak ke subsidi. Tapi angka aktualnya belum ya. Saya nggak bisa bilang lebih kecil, tapi angkanya bisa lebih kecil, bisa sama bisa lebih besar," jelas Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Askolani saat memberikan paparan dalam acara Press Tour 2018 di Nusa Dua, Bali, Rabu (5/12/2018).

Ia menjelaskan, Indonesian Crude Price (ICP) atau harga minyak mentah Indonesia memiliki harga yang tidak stabil. Maka dari itu, kajian mengenai biaya subsidi yang akan direalisasikan perlu perhitungan ulang.

Loading...

"ICP agak fluktuatif, nilai tukar rupiah fluktuatif. Itu akan menentukan basis perhitungan pandangan nanti sampai akhir tahun. Misalnya, laporan smester I kemarin saya indikasikan rata-rata harga minyak itu US$ 70 per barel. Sekarang berdasarkan pemantauan sampai saat ini kemungkinan bisa sekitar US$ 68 per barel," ujar dia.

Sebelumnya, Kementerian Keuangan memprediksi subsidi energi sepanjang 2018 jumlahnya membengkak menjadi Rp 163,49 triliun atau 173,0% dari APBN. Rinciannya untuk subsidi BBM dan elpiji menjadi Rp 103,48 triliun atau 220,8% dari APBN, sedangkan subsidi listrik menjadi Rp 59,99 triliun atau 125,9%.

Padahal, khusus untuk belanja subsidi energi 2018 di APBN ditetapkan Rp 94,52 triliun, terdiri dari subsidi BBM dan elpiji tabung 3 kg sebesar Rp 46,86 triliun, dan subsidi listrik Rp 47,66 triliun. 

(detik.com)






Loading...

[Ikuti Medialokal.co Melalui Sosial Media]