Elite Pamitan, Ketum PAN Disudutkan


Loading...

MEDIALOKAL.CO - Setidaknya sudah 3 elite Partai Amanat Nasional yang menyatakan mundur. Ketiganya mengaku tidak cocok dengan manajemen DPP PAN di bawah kepemimpinan Ketum Zulkifli Hasan.

Adalah Bedum PAN Nasrullah yang pertama mengungkap soal pengunduran dirinya dari kepengurusan PAN. Pengunduran diri Nasrullah dari posisinya saat ini diajukan sejak 20 Desember 2018.

"Kenapa saya mengajukan pengunduran diri... dalam sebuah organisasi, lembaga, atau institusi yang ada periodesasi, setiap kepemimpinan punya pola sendiri. Nah, kenapa saya mundur, karena tidak cocok dengan model manajemen yang ada di DPP sekarang," kata Nasrullah kepada detikcom, Selasa (25/12/2018). Nasrullah menegaskan pengunduran dirinya tak terkait dengan capres cawapres.

Hari ini, Kamis (27/12), Agung Mozin juga menyatakan mengundurkan diri dari posisinya sebagai Ketua Badan Cyber dan Multimedia PAN. Meski begitu ia mengaku masih tetap menjadi kader PAN. Dia menyebut sebenarnya ada banyak yang mundur dari PAN, namun tidak menyatakan secara tertulis seperti dirinya.

Loading...

"Ada banyak sebenarnya, tapi mereka nggak kayak kita menyatakan secara tertulis. Kalau mereka diam-diam saja hilang, nggak pernah datang lagi. Yang mundur itu banyak yang pengurus harian. Tapi kalau saya kan lama di partai," ujar Agung saat dikonfirmasi.

Bila Nasrullah tidak menyebut soal peran sang ketum dalam permasalahan ini, Agung menyatakan ia mundur dari kepengurusan karena sudah tidak ada kecocokan dengan Zulkifli Hasan. Agung juga merupakan pihak yang memprotes keputusan PAN saat Zulkifli membawa partai berlambang matahari putih itu bergabung ke kubu Joko Widodo usai Pilpres 2014.

"Ada salah urus tata kelola partai. Ketum ya. Kalau cocok pasti oke-oke aja kan," ungkap Agung.

Hal senada juga disampaikan Putra Jaya Husin. Ia memilih rehat dulu dari partai karena sudah tidak ada kecocokan dengan DPP PAN saat ini.

"Ada perbedaan pendapat dengan ketua umum tentang bagaimana sebaiknya kita mengelola partai sebagai lembaga demokrasi," ungkap Putra Jaya Husin.

Hanya saja Putra menyatakan tidak mengundurkan diri dari posisinya saat ini. Ia mengaku hanya ingin istirahat sebagai kader untuk sementara waktu.

"Saya istirahat dulu, nonaktif," sebutnya.

Walaupun mundur dari PAN, baik Agung dan Putra sama-sama mengaku tetap akan mendukung dan membantu pemenangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di Pilpres 2019. Keduanya masuk di Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga. Putra menegaskan dirinya selama ini aktif dalam pemenangan pasangan nomor urut 02 tersebut.

"Kami sangat solid memenangkan Prabowo-Sandi. Bahkan kalau ada Kader PAN yang menyimpang dari keputusan Rakernas PAN 2018 yang mendukung Prabowo-Sandi, wajib diberi sanksi yang tegas sesuai AD/ART Partai Amanat Nasional," tegasnya.

DPP PAN sudah angkat bicara soal mundurnya sejumlah elite dari partai. Menurut Waketum PAN Viva Yoga Mauladi, mundurnya elite-elite partai dari kepengurusan adalah hal yang biasa.

"Hal ini adalah proses yang biasa saja. Ada pengurus yang aktif, nonaktif, atau mengundurkan diri dari kepengurusan. Silih berganti kepengurusan. Ini adalah bukti proses perkaderan partai berjalan," ucap Viva.

Viva menepis adanya 'ketidakberesan' dalam manajemen PAN. Dia menegaskan, mekanisme, tata cara, serta prosedur organisasi kepartaian dan proses pengambilan keputusan telah diatur di AD/ ART partai dan pedoman organisasi, dan saat ini berjalan dengan baik.

"PAN tetap solid, komit, dan semangat mengobarkan perjuangan merebut kemenangan di pemilu," tutupnya.

(detik.com)






Loading...

[Ikuti Medialokal.co Melalui Sosial Media]