Ironis, Potret Sebuah SD di Jember dengan 3 Ruang Kelas dan 2 Guru


Loading...

MEDIALOKAL.CO - Ironis, sebuah Sekolah Dasar di Jember harus bertahan dengan hanya tiga ruang kelas. Seluruh kelas yang ada juga hanya diajar oleh dua guru saja. 

Sekolah yang dimaksud adalah SDN Tegalwaru 4. Lokasinya berada di Dusun Plalangan, Desa Tegalwaru, Kecamatan Mayang, Kabupaten Jember.

"Ketika saya masuk sekolah ini sekitar tahun 2015, kondisinya memang sudah seperti ini. Tiga ruang kelas untuk siswa kelas 1 sampai kelas 6. Tapi saat itu jumlah gurunya masih cukup, yakni 6 orang," kata Kepala SDN Tegalwaru 4, Tri Hastuti saat berbincang dengan detikcom, Kamis (17/1/2019).

Karena hanya memiliki tiga ruang kelas, maka rombongan belajar ada yang digabung dalam satu kelas. Siswa kelas 1 sampai kelas 3 berada dalam satu ruangan. Demikian juga dengan siswa kelas 4 dan 5. Hanya siswa kelas 6 yang memiliki ruangan tersendiri agar mereka bisa lebih fokus dalam persiapan menghadapi Ujian Nasional (UN).

Loading...

"Total jumlah siswa mulai kelas 1 hingga kelas 6 sebanyak 36 anak. Jadi rata-rata setiap rombongan belajar ada 6 siswa," ungkap Tri.

Dengan jumlah siswa yang minim, maka tidak jadi soal meski kelasnya digabung. Namun persoalan muncul ketika jumlah guru di sekolah itu ikut berkurang.

"Sekitar tahun 2018, ada 1 guru yang pensiun dan 4 guru mendapat penugasan mengajar di sekolah lain. Praktis di sekolah ini hanya tinggal 1 guru, itu pun guru olah raga. Karena kekurangan guru, akhirnya saya juga merangkap menjadi guru," terang Tri.

Karena satu guru yang ada merupakan guru olah raga, praktis Trilah yang lebih banyak mengajar di kelas 1 hingga kelas 6. Tak hanya mengajar, ia juga harus mengawasi tiga ruang kelas sekaligus.

Untuk memudahkan Tri, wanita berjilbab ini selalu mengambil tempat di dekat pintu antarkelas. Saat mengajar, pintu itu akan dibuka sehingga ia bisa mengajar sekaligus mengawasi kelas lain.

"Repot memang, saya duduk di tengah-tengah (pintu ruangan), mengawasi kelas sebelahnya, karena jika tidak akan ramai," kata Tri.

Ruang kelas pun sudah diatur sedemikian rupa oleh Tri. "Ruangan paling timur ditempati kelas 1, 2 dan 3, kemudian ruang tengah kelas 4 dan 5. Ruang paling barat khusus untuk kelas 6," papar Tri.

Mendapati kondisi sekolahnya yang memprihatinkan, Tri hanya bisa berharap pemerintah memberikan perhatian serius, terutama terkait persoalan kurangnya tenaga pengajar di SDN Tegalwaru 4 tersebut.

"Harapan saya tidak muluk-muluk. Kalau sekolah kami tidak bisa di-regrouping, saya minta 2 atau 3 guru saja sudah, supaya lembaga ini berjalan. Kalau hanya berdua, rekan saya sakit, saya terpaksa mengajar 6 kelas sendirian," ungkapnya. 

(detik.com)






Loading...

[Ikuti Medialokal.co Melalui Sosial Media]