Bertambah Banyak Warga AS yang Khawatir Naik Boeing 737 MAX 8


Loading...

MEDIALOKAL.CO - Sejumlah negara dan maskapai-maskapai dunia telah mengandangkan pesawat Boeing 737 MAX 8, menyusul kecelakaan Ethiopian Airlines pada Minggu (10/3) lalu. Namun tidak demikian halnya dengan maskapai-maskapai Amerika Serikat yang yakin akan keselamatan pesawat model baru tersebut.

Sejumlah politikus AS juga telah menyerukan agar pesawat tersebut dikandangkan sementara menunggu hasil penyelidikan atas jatuhnya Ethiopian Airlines. Namun badan penerbangan AS telah menyatakan bahwa saat ini tak ada dasar untuk mengandangkan pesawat terlaris milik Boeing, raksasa penerbangan AS itu. 

Lantas, bagaimana pendapat publik AS? Saat ini bertambah banyak warga AS yang mengaku khawatir untuk menaiki pesawat Boeing 737 MAX 8.

"Dua pesawat Boeing 737 MAX 8 yang baru, jatuh dalam 5 bulan. Jika China telah mengandangkan keseluruhan 96 unit 737 MAX 8-nya, maka maskapai Southwest, American dan United Airlines harus melakukan sesuatu untuk memastikan warga Amerika bahwa pesawat-pesawat 737 MAX 8-nya layak terbang atau mengandangkan mereka juga," tulis warga Maryland, Eugene Gu dalam postingan di Twitter seperti dilansir kantor berita AFP, Rabu (13/3/2019).

Loading...

Di media-media sosial, banyak warga AS yang menuliskan hal senada. Sebagian bahkan membatalkan penerbangan yang menggunakan pesawat tipe tersebut.

Uni Eropa, Inggris, Jerman, Prancis dan China termasuk di antara negara-negara yang telah melarang pesawat tersebut mengudara di wilayah udara mereka. Di Twitter pun muncul tagar #GroundBoeing737max8 untuk mendorong otoritas AS melakukan hal yang sama.

"Kami mendapat beberapa pertanyaan dari pelanggan yang menanyakan apakah penerbangan mereka akan dioperasikan oleh Boeing 737 MAX 8," kata juru bicara Southwest Airlines, Michelle Agnew.

Bahkan para pilot dan kru penerbangan AS pun dilanda kecemasan. Airline Personnel Union (APFA) yang mewakili para pegawai maskapai American Airlines, telah memberitahukan semua anggotanya untuk tidak menaiki 737 MAX 8 jika mereka merasa tidak aman. 

Asosiasi Petugas Penerbangan (AFA) juga secara resmi menyerukan penyelidikan oleh Badan Aviasi Federal AS. "Setelah kecelakaan kedua, regulator, produsen, dan maskapai penerbangan harus mengambil langkah-langkah untuk mengatasi masalah dengan segera," demikian disampaikan AFA.

Pesawat Ethiopian Airlines jenis Boeing 737 MAX 8 yang membawa 157 penumpang dan awak, jatuh saat mengudara ke Nairobi, Kenya pada Minggu (11/3) waktu setempat. Pesawat dilaporkan jatuh hanya sekitar enam menit setelah lepas landas dari Addis Ababa. Otoritas Ethiopia telah menyatakan tidak ada yang selamat dalam insiden mengenaskan itu. Disebutkan juga bahwa para korban tewas berasal dari 35 negara.

Penyebab jatuhnya pesawat Ethiopian Airlines ini belum sepenuhnya jelas. Namun pihak Ethiopian Airlines menyatakan pilot sempat melaporkan adanya masalah dan meminta izin untuk terbang kembali ke Addis Ababa. Pesawat itu baru saja diantarkan ke Ethiopian Airlines pada 15 November 2018. Pesawat itu diklaim telah menjalani 'pemeriksaan awal yang teliti' pada 4 Februari lalu. 

Sebelumnya pada Oktober 2018, pesawat Boeing 737 MAX 8 milik maskapai Lion Air juga jatuh hanya sekitar 12 menit setelah lepas landas dari Jakarta. Keseluruhan penumpang dan kru pesawat yang berjumlah 189 orang. Menyusul jatuhnya pesawat Lion Air, penyelidik mengatakan bahwa pilot tampaknya berkutat dengan sistem otomatis yang dirancang untuk mencegah pesawat mandek di angkasa, fitur terbaru dalam jet tersebut.

Sistem anti-mandek tersebut berkali-kali memaksa hidung pesawat turun, meskipun pilot berusaha mengangkatnya, menurut temuan awal. Pesawat Lion Air tersebut juga baru dan kecelakaan terjadi tak lama setelah lepas landas.

Sumber: detik.com






Loading...

[Ikuti Medialokal.co Melalui Sosial Media]