Ini Bahayanya Kalau Mudik Pakai Utang


Loading...

MEDIALOKAL.CO - Merayakan hari kemenangan bersama dengan keluarga besar tentunya keinginan bagi para perantau. Mudik pun seakan menjadi keharusan yang dilakukan setiap jelang Lebaran.

Kebutuhan dana untuk mudik tidaklah sedikit. Tiket transportasi umum biasanya dijual jauh lebih tinggi dari biasanya. Belum lagi banyak pengeluaran saat Lebaran, mulai dari beli baju, renovasi rumah, rekreasi di kampung hingga bagi-bagi salam tempel.

Perencana Keuangan Eko Endarto menyarankan agar budget mudik tidak boleh melebihi Tunjangan Hari Raya (THR) yang di dapat. Berapapun yang didapat, budget mudik harus sesuai.

"Itu supaya tidak berutang jadinya. Mudik jangan sampai berutang," tuturnya kepada detikFinance, Rabu (15/5/2019).

Loading...

Di era teknologi akses pinjaman uang semakin mudah. Banyak perusahaan keuangan berbasis teknologi menawarkan pinjaman dengan jumlah kecil. Jangan sampai tergiur!

Menurut Eko jika modal mudik dari berutang berpotensi masuk ke 'lingkaran setan'. Sebab dengan berutang, sepulang mudik menyisakan oleh-oleh beban keuangan.

"Apalagi Lebaran kali ini di awal bulan, berarti kita harus menyiapkan dana untuk kebutuhan sehari-sehari selama setengah bulan sebelum dapat gaji selanjutnya," tambahnya.

Meminjam uang untuk mudik dari fintech sangat berbahaya bagi dompet. Mereka menerapkan beban bunga perhari jika telat bayar. Semakin lama membayar, semakin menumpuk jumlah utangnya.

Jika tak mampu bayar, bisa-bisa gali lobang tutup lobang. Akhirnya bulan-bulan setelah mudik, gaji kita habis untuk membayar utang.

"Bisa-bisa kita tidak punya modal buat mudik tahun depan. Akhirnya ngutang lagi," tambahnya.

Dia menyarankan agar pengeluaran mudik secukupnya saja. Tahan hawa nafsu untuk berfoya-foya di kampung halaman. Dia menyarankan agar membuat semacam itinerary atau persiapan perjalanan per harinya.

"Ketika mudik kita tidak harus jadi sinterklas, tidak harus jadi caleg dadakan yang bagi-bagi duit banyak. Sekadarnya saja," tuturnya.

Eko juga menyarankan menyarankan agar kebutuhan mudik jangan ditambal hanya dari THR. Baiknya dipersiapkan jauh-jauh hari.

Idealnya, kata Eko, persiapan Lebaran diambil dari gaji setiap bulannya. Ambil contoh sisihkan 5% dari gaji setiap bulan.

Jika saja, tabungan mudik itu dimulai 10 bulan sebelum Ramadhan, maka kita sudah punya bekal 50% dari gaji untuk mudik.

"Enggak usah banyak-banyak, 5% dari sudah cukup. Bisa tambah-tambah buat kasih salam tempel juga," tuturnya.

Besaran tabungan mudik dari gaji setiap bulannya sebenarnya tergantung kemampuan. Semakin besar disisihkan semakin tenang nantinya

 


Sumber: detik.com






Loading...

[Ikuti Medialokal.co Melalui Sosial Media]