Kucurkan Dana ke Startup, Telkomsel Jadi Mirip Softbank


Loading...

MEDIALOKAL.CO - Kehadiran Telkomsel Mitra Inovasi (TMI), kian melengkapi dua pilar inovasi digital lainnya untuk mengakselerasi perkembangan ekosistem digital nasional. Telkomsel kini pun mulai seperti Softbank dalam menjalankan bisnisnya sebagai operator dan pelaku investasi.

"Ya, miriplah, bisa dibilang begitu," ungkap Chief Executive Officer (CEO) TMI Andi Kristianto ditemui di Jakarta, Senin malam (20/5/2019).

Meski dibilang mirip, Andi menyebutkan ada perbedaan antara Telkomsel dan Softbank, perusahaan telekomunikasi asal Jepang tersebut. Perbedaannya dalam hal ini, Andi mengatakan kalau Telkomsel bertindak sebagai corporate venture.

"Corporate venture itu berangkat dari apa yang kita punya dengan aset-aset yang Telkomsel punya sekarang, bagaimana kita bisa leverage (manfaatkan aset dan sumber dana perusahaan). Kalau sekarang customer base-nya dengan bisnis telco, tapi ke depan kita bisa leverage ke vertikal industri yang lain, bisa ke fintech, big data, maupun IoT (Internet of Things)," tuturnya.

Loading...

Sebelumnya, Telkomsel sudah punya lebih dulu The NextDev untuk menjaring startup di berbagai daerah dan Telkomsel Innovation Center (TINC) sebagai wadah riset dan pengembangan untuk para startup lewat aset yang dimiliki operator seluler ini.

Benang merah tersebut makin dipertegas dengan diperkenalkannya TMI yang berperan menanam investasi ke startup kategori series A, pre-series B, series B, dan pre-series C. Untuk saat ini, TMI mempunyai dana sebesar USD 40 juta atau Rp 579 miliar dengan berkolaborasi bersama MDI Ventures Telkom dan Singtel Innov8, sebuah corporate venture capital (CVC) milik Singtel.

Andi mengatakan dana tersebut akan dipakai untuk dua tahun dari sekarang. Sementara, target jumlah startup yang siap didanai oleh mereka, Andi tidak bisa menyebutkan secara spesifik. Adapun saat ini sudah ada calon startup yang bakal dikucuri dana oleh TMI.

"Secara umum itu bisnis digital yang Telkomsel punya. Jadi, sekitar IoT, big data, digital advertising, games, fintech, mungkin musik atau video juga. Tapi, sebenarnya nggak menutup vertical line, bisa jadi yang ada vertical line yang butuh aset Telkomsel punya," pungkasnya.

 

Sumber: detik.com






Loading...

[Ikuti Medialokal.co Melalui Sosial Media]