Driver Taksi Online Jelaskan Kronologi Pemukulan di Kokas


Kamis, 26 September 2019 - 18:25:30 WIB
Driver Taksi Online Jelaskan Kronologi Pemukulan di Kokas

MEDIALOKAL.CO - Driver taksi online sempat menggeruduMal Kota Kasablanka (Kokas) karena tak terima rekannya dianiaya sekuriti. Kini sekuriti yang terlibat pemukulan telah diproses hukum, korban pun menjelaskan duduk persoalannya.

Driver taksi online yang berinisial F. F menceritakan kronologi pengeroyokan tersebut bermula ketika ia menurunkan penumpangnya di lobi LG Mall Kokas. Dia menceritakan, pada saat itu mobilnya dipukul oleh sekuriti Kokas lantaran mobil yang ia kendarai hampir mengenai sang sekuriti.

"Dari hari itu, jam 14.15an saya sampai di lobi LG, lobi KFC itu langsung memasukan mobil. Memang hampir mengenai, bukan mengenai. Bukan nempel. Terus sekuriti itu mundur, kemudian memukul mobil dengan kencang, sambil mengatakan 'eh bangsat, lu pengen lindes gua, pengen bunuh gua,' dengan refleks saya turun," kata F saat berbincang dengan wartawan, Kamis (26/9/2019).

F yang tak terima mobilnya digedor sekuriti kemudian adu mulut dan adu dada dengan sekuriti. Kemudian F mengaku diserang sampai luka berdarah di bawah dagu. "Terus saya dorong dengan mendadak dan dia langsung nyamperin saya. Langsung menyundul bibir saya. Saya langsung kliyengan. Di situ temennya dateng, dia menonjok saya. Langsung ditarik pelaku, ditarik juga. Tapi saya juga melawan. Nampar dia, sekali dari pipi. Menurut saya tidak kencang. Tiba-tiba sekuriti temannya ini melepaskan si pelaku utama ini. Langsung dengan geram, dia tendang perut saya pas di bawah ulu hati. Tertampar. Saya terus terdorong ke mobil saya," ungkapnya.

Setelah itu F mengaku diminta pergi dari Kokas. F pun kemudian mengirim pesan SOS ke komunitas URC (Unit Reaksi Cepat). "Saya minta bantuan. Komunitas se-Jabodetabek," katanya.

F mengungkap pemukulan kembali terjadi di parkiran. Sekuriti mendatanginya kembali dan menantang duel. F mengaku kemudian dikeroyok oleh dua orang sekuriti. F berharap kedua orang itu diproses hukum. "Saya individu. Pemukulan itu dua orang. Satu orang ngeplak sambil mengancam. Kalau karena masalah individu itu nggak bener. Mereka pakai seragam sekuriti," kata F seraya mengungkap rekan-rekannya di URC tiba ke Kokas dua puluh menit setelah pemukulan itu.

Organisasi Angkutan Sewa Khusus Indonesia (ORASKI) yang menaungi F menegaskan kejadian tersebut murni pengeroyokan. "Kami membantah ini (penjelasan Mal Kota Kasablanka) adalah sifatnya urusan pribadi antara satu orang driver dan satu orang sekuriti disebut di berita itu. Yang terjadi adalah ini driver ini mengalami penganiayaan, diduga mengalami pengeroyokan, karena yang memukul itu lebih dari satu. Dan ini sudah terbukti. Karena tadi sebelumnya Polsek Tebet ada dua orang yang ditahan di sana. Jadi bukan satu. Ini pengeroyokan," kata Ketua Organisasi Angkutan Sewa Khusus Indonesia (ORASKI), Fahmi Maharaja dalam klarifikasinya, Kamis (26/9/2019).

Sebagaimana diberitakan pada Senin (23/9/2019), Marketing Communication Assistant Manager Kokas, Monica Patricia Wong menyebut keributan antara security dan driver taksi online itu adalah masalah pribadi. Pihak Kokas juga menjelaskan security ini merupakan tanggung jawab dari outsource, bukan manajemen Kokas. Fahmi menyesalkan sikap manajemen Kokas tersebut.

"Dan saya menyesalkan pemberitaan Kokas (Kota Kasablanka) yang mengatakan bahwa ini diluar manajemen Kokas karena ini vendor. Lha, yang memperkerjakan vendor itu ya manajemen Kokas, ya tanggung jawab dong. Sebagai manajemen dia juga harus tanggung jawab, nggak bisa ada orang dipekerjakan tiba-tiba ada apa-apa, dia lepas tangan. Nggak bisa. Kita menyesalkan itu," tegasnya.

Fahmi juga menilai pihak manajemen Kokas tidak kooperatif dalam menyelesaikan kasus pengeroyokan ini. Dia menyebut pihak Kokas enggan memberikan data CCTV. "Dan satu lagi, kami dari ORASKI menyatakan benar korban ini anggota kami, yang profesinya driver online, yang juga memilki aturan. Bukan driver tidak jelas. Ini juga untuk meredam emosi teman-teman di luaran. Karena ini teman-teman pengennya turun aja. Kenapa? karena pertama yang kita sayangkan manajemen kokas ini tidak kooperatif. Ketika polisi meminta CCTV, juga katanya CCTV yang terdekat dengan kejadian rusak. Ini kita bisa nggak tahu ini menghilangkan barang bukti atau gimana, dikasihnya CCTV yang jauh, yang nggak kelihatan," jelasnya.

Dia meminta agar pihak Kokas kooperatif dan bersikap adil terhadap driver taksi online yang merupakan anggotannya itu. Dia pun berharap, Kokas bisa membenahi manajemen security-nya.

(spiritriau.com)