Pertanyaannya, Kenapa PDIP Belum Keluarkan Rekomendasi buat Anak dan Menantu Jokowi?


Kamis, 20 Februari 2020 - 21:54:28 WIB
Pertanyaannya, Kenapa PDIP Belum Keluarkan Rekomendasi buat Anak dan Menantu Jokowi?

MEDIALOKAL.CO – PDIP resmi mengumumkan 49 pasangan calon (paslon) yang diusung di Pilkada Serentak 2020.

Yang menarik adalah, dalam pengumuman gelombang pertama itu, belum ada paslon yang diusung untuk Pilkada Solo dan Kota Medan.

Di dua kota itu, ada putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka dan menantunya, Bobby Nasution.

Kondisi tersebut menjadi sebuah tanda tanya besar. Apalagi, untuk pilkada di daerah lain di Jawa Tengah dan Sumatera Utara PDIP sudah mengeluarkan rekomendasinya.

Hal itu pula yang dirasa sangat mengganjal bagi Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Studi Masyarakat dan Negara (Laksamana), Samuel F. Silaen.

“Saya pribadi tak paham maksudnya kenapa diumumkan,” ujarnya dalam keterangannya, Kamis (20/2/2020).

“Dari sekian kepala daerah yang sudah di SK-kan itu, ada dua daerah yang menjadi sorotan saya, yakni Kota Surakarta (Solo) dan Kota Medan,” sambungnya.

Silaen menduga, ada pertimbangan khusus yang mendasari PDIP belum mengumumkan dua calon tersebut yang belum diberi SK dari DPP PDIP.

Ia pun tak sependapat dengan asumsi publik yang menyebut keduanya belum pantas ikut di Pilkada 2020 lantaran minim pengalaman.

“Sebab itu, saran saya ialah mereka harus membuktikan kerja-kerja politik di grassroot,” katanya.

Selain itu, Gibran dan Bobby juga harus membuktikan bisa lepas dari bayang-bayang Jokowi yang seorang Presiden.

“Membuktikan mereka berdua mampu bukan karena embel-embel tertentu yang diarahkan ke istana,” tandas Silaen.

Sementara, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dalam pidatonya saat pengumuman, meminta agar kader partai tidak memaksakan anggota keluarga masuk dan bertarung di dunia politik.

Apalagi jika anggota keluarga itu tidak memiliki kemampuan.

Ketua Presidium Perhimpunan Masyarakat Madani (Prima), Sya’roni mengatakan, pidato Megawati tersebut jelas menyindir Jokowi.

amun, lanjut Sya’roni, dengan menunda pengumuman kandidat cakada di Solo, menandakan Megawati tidak memiliki kekuatan penuh lagi di partai.

Terutama di kota berjuluk The Spirit of Java itu.

“Sekaligus ini membuktikan Jokowi sudah naik kelas, tidak petugas partai lagi,” ujar Sya’roni, Kamis (20/2).

Tarik-menarik di Pilkada Solo juga menandakan Jokowi semakin diperhitungkan di internal PDIP.

Ditambahkan Sya’roni, dengan belum mengumumkan cakada di Solo yang menjadi kandang partai banteng, Megawati sudah kalah satu set dari Jokowi.

Kalau sampai Gibran yang dicalonkan, berarti Megawati kalah lagi,” tutupnya.*