Corona Hantam Ekonomi Negara hingga Rakyat Jelata


Ahad, 05 April 2020 - 20:57:29 WIB
Corona Hantam Ekonomi Negara hingga Rakyat Jelata Hak Cipta Foto dari ILC TV One

Medialokal.co - Corona virus Diseases-19 telah menyerang ribuan orang di berbagai negara dan menelan ratusan korban jiwa, Pemerintah Indonesia kini menyatakan bahwa jumlah pasien Covid-19 kian bertambah.

Berdasarkan data yang dihimpun pemerintah pusat hingga Minggu (5/4/2020) pukul 12.00 WIB, total ada 2.273 pasien Covid-19 di tanah air. Dengan demikian, terdapat penambahan 181 pasien yang dinyatakan positif virus corona dalam 24 jam terakhir.

Penularan virus corona terus berkembang di seluruh dunia. Virus yang berasal dari Wuhan ini sudah menyebar hampir ke seluruh negara yang ada di dunia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Menyebut infeksi Covid-19 ini sudah berkategori pandemi.

Sejumlah negara sudah menerapkan karantina massal. Mulai dari sekolah, kampus, tempat wisata, bahkan kantor pelayanan publik sekalipun. Kebijakan ini dikenal sebagai lockdown. Kebijakan lockdown merupakan pertaruhan antara keselamatan ekonomi dan keselamatan manusia. Dampak untuk lockdown akan sangat besar sekali, misalnya harus mempetimbangkan ketersediaan pasokan logistik terutama pangan dan obat-obatan.

Corona telah dampak besar bagi perekonomian warga negara Indonesia. Menurut Asian Development Outlook (ADO) 2020, pandemi COVID-19 bersamaan dengan penurunan harga komoditas dan gejolak pasar keuangan akan berimplikasi buruk bagi perekonomian sejumlah mitra dagang utama Indonesia. Permintaan diperkirakan akan melemah seiring dengan menurunnya sentimen bisnis dan konsumen.

Dalam penanganan dan pencegahan  Covid-19 yang kita lihat kian bertambah dari hari ke hari, Presiden Joko Widodo kembali membuat kebijakan baru dalam menghadapi wabah virus corona. Kebijakan yang dimaksud adalah pembatasan sosial berskala besar yang disertai dengan darurat sipil.

“Saya meminta pembatasan sosial berskala besar, physical distancing, dilakukan lebih tegas, lebih disiplin dan lebih efektif lagi sehingga tadi juga sudah saya sampaikan perlu didampingi kebijakan darurat sipil,” jelas Presiden  dalam rapat kabinet terbatas, Senin 30 Maret 2020.

“Kebijakan belajar dari rumah, bekerja dari rumah, dan ibadah di rumah perlu terus digencarkan untuk mengurangi penyebaran covid-19,” ujar Jokowi.

Imbauan physical distancing turut berdampak terhadap penurunan para pekerja informal yang bergantung dari pendapatan harian seperti supir taksi dan driver ojek online.

Dikutip dari channel Youtube Indonesia Lawyers club, Rabu (25/3/2020), Ginanjar adalah satu dari sekian banyak driver ojek online yang terdampak akibat diterapkannya physical distancing.

Ginanjar bercerita tentang profesinya, dan berapa orang yang harus ia beri makan di rumah.

“Saya kebetulan keluarga kecil, istri saya satu anak saya tiga,” ujar Ginanjar

“Gede loh itu ,” tumpal Presiden ILC karni Ilyas.

Ginanjar lanjut bercerita, sebelum adanya imbauan dari pemerintah terkait Covid-19 ia sanggup meraih ratusan ribu rupiah.

“Sebelum diterapkan sosial distancing, itu bisa kisaran Rp100 sampai 200 ribu,” ujarnya.

Pendapatan tersebut didapat Ginanjar dengan jam kerja yang panjang.

“Karena memang jam kerja saya ini, saya termasuk orang yang loyal kerjanya, saya suka ngelong, jadi jam kerja saya overload,” sambungnya.

Lalu Ginanjar menceritakan tentang video yang ia buat tentang sepi order di masa work from home akibat corona viral di media sosial. Dia minta ada jaminan atas kebutuhan makan ia dan keluarga.

Menurut Ginanjar, jaminan bisa diberikan selama dua pekan kedepan atau selama masa tanggap awal dari pemerintah atas merebaknya corona di Jakarta, juga ibukota lain.

“Saya nggak minta dibayarin kontrakan,cicilan. Tapi selama dua minggu,kami butuh makan. Saya kesampingkan kebutuhan seperti kontrakan,saya hanya butuh makan untuk keluarga,” ujar Ginanjar.

Dalam kesempatan yang sama nenek penjual bernama Rubiyem menyampaikan keluh kesahnya atas wabah corona yang terjadi saat ini. Rubiyem menyatakan bahwa pendapatannya berkurang drastis, efek dari kebijakan pemerintah yang mengimbau masyarakat untuk berada di rumah dan menjaga jarak sosial. Ia berencana pulang kampung karena tidak punya pendapatan di Jakarta selama wabah ini masih mengancam warga DKI.

Penulis/Karya :
Kelompok 5, Mata Kuliah PKN, Jurusan Ilmu Komunikasi, UIN Suska Riau.

Anggota :
- Octavia
- Nurainun
- Nurul savira
- Nurul wulan
- Ibnu sina

(*)