Isu Tak Sedap Bursa Kapolri


Rabu, 25 November 2020 - 18:49:45 WIB
Isu Tak Sedap Bursa Kapolri

MEDIALOKAL.CO - Perebutan posisi bursa calon Kapolri mulai memanas. Bahkan kini beredar nada sumbang oknum yang membawa-bawa suku ras hingga agama. 

Contoh saja agama Komjen Listyo Sigit yang kimi kembali dipersoalkan lantaran bisa menghambatnya menjadi salah satu kandidat pengganti Jenderal Idham Azis. Sejumlah oknum meyakini jalan Listyo untuk menjadi TB 1 tidak berjalan mulus, karena dirinya Non Muslim.

Asal tahu saja, karir perwira tinggi satu ini terbilang meroket dalam tiga tahun belakangan ini. Mengutip Wikipedia, Rabu 25 November 2020, pria yang kini menjabat Kabareskrim Polri ini merupakan perwira pertama yang meraih pangkat jenderal di angkatan 1991.

Pangkat bintang pertamanya dia raih saat menjabat Kepala Polda Banten pada Oktober 2016. Dalam karirnya di kepolisian, Sigit terbilang piawai di bidang reserse.

Wajar, sebab pada 1993 dirinya langsung menjabat Kepala Unit II Satuan Reserse Kriminal di Polres Metro Tangerang. Kemudian pada 1999 dirinya kembali dipercaya menjabat Kapolsek Duren Sawit, Jakarta Timur.

Kala itu, dirinya sempat membantu tim Gegana Polda Metro Jaya untuk memburu Dani, pengebom Plaza Atrium Senen, di Perumnas Klender.

Perjalanan karirnya pun kian moncer saat dirinya berpangkat Komisaris, ia ditunjuk sebagai Kepala Satuan Intel dan Keamanan Polres Jakbar pada 2005. Di situlah Sigit mendapatkan ilmu lobi dan mengaplikasikan ilmu intelijen.

Pada tahun 2010, Sigit menjabat sebagai Wakil Kapolres Kota Semarang. Saat itulah dia mulai berkenalan dengan para kiai, antara Lain Ketua MUI dan Dewan Pengurus PBNU, Kiai Sahal Mahfudz.

Sigit kemudian menerima kenaikan pangkat menjadi Komisaris Besar dan menjabat Kapolres Surakarta pada 2011. Ketika itu dirinya mengenal Joko Widodo, yang saat itu menjabat Wali Kota Solo.

Keakraban keduanya terus terjalin hingga bersama-sama mengembalikan citra Solo akibat peristiwa bom bunuh diri di Gereja Bethel Injil pada 25 September 2011 silam.

Usai Jokowi menjadi presiden pada tahun 2014, karir Sigit pun ikut terangkat. Dia dipilih menjadi ajudan Jokowi selama dua tahun, dan kemudian menjadi Kapolda Banten dengan pangkat Brigjen.

Saat menjadi Kapolda Banten, Sigit berhasil mendekatkan diri dengan para ulama berpengaruh di Provinsi Banten. Semisal Kyai Khatismatik Abu Muhtadi ulama asal Banten yang juga tokoh FPI Banten Abuya Kurtubi.

Jenderal berpenampilan tenang ini terus mendekatkan diri kepada para ulama dengan metode dialog dari pintu ke pintu. Rupanya strategi ini efektif. Dengan membuka ruang dialog, lambat laun keberadaannya diterima oleh ulama. Bahkan dirinya tak sungkan memberikan kontak personal kepada ulama untuk memastikan bahwa tak ada jarak antara tokoh agama, masyarakat, dan pejabat kepolisian.

Kedekatannya dengan tokoh ulama akhirnya membawa hasil, Sigit sukses mengajak para ulama ke Istana Negara untuk bertemu dengan Presiden Joko Widodo.

Berbekal kedekatannya dengan Jokowi, Sigit mempertemukan ulama dengan Presiden pada bulan November 2016. Dua tahun berselang, Sigit kembali menambah pundi-pundi bintang di pundaknya dengan dilantik sebagai Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan. Dan kemudian dipercaya menjadi Kabareskrim dengan pangkat Komisaris Jenderal alias bintang tiga.

Jenderal murah senyum ini berkomitmen, dimanapun ditugaskan negara, dirinya akan selalu memposisikan dirinya untuk melayani masyarakat.*


sumber :
https://spiritriau.com/Nasional/Isu-Tak-Sedap-Bursa-Kapolri