PBSI Ogah jadi Tuan Rumah Turnamen Besar BWF Sampai 2025


Kamis, 29 November 2018 - 17:01:34 WIB
PBSI Ogah jadi Tuan Rumah Turnamen Besar BWF Sampai 2025

MEDIALOKAL.CO - Persatuan Bulu tangkis Seluruh Indonesia atau PBSI memutuskan tidak ikut bidding atau mengajukan diri menjadi penyelenggara major events BWF (federasi bulu tangkis dunia hingga tahun 2025.

Langkah ini diambil karena PBSI merasa ada kebijakan BWF yang merugikan negara tuan rumah.

Untuk diketahui ada enam turnamen perorangan maupun beregu yang masuk dalam kategori major events, yakni Kejuaraan Dunia, Kejuaraan Dunia Veteran, Kejuaraan Dunia Junior, Kejuaraan Dunia Junior Beregu, Piala Thomas dan Uber, dan Piala Sudirman.

Sekretaris Jenderal PBSI Achmad Budiharto menjelaskan, kebijakan yang dinilai merugikan dalam penyelenggaraan major events adalah pembagian komisi sebesar 80-20, di mana 80 persen pendapatan dari sponsor dikendalikan penuh oleh BWF, sedangkan negara penyelenggara hanya dapat sisanya.

Pembagian komisi 80-20 tersebut misalnya dalam pemasangan logo sponsor di pinggir lapangan, backdrop media zone, dan segala bentuk promosi lainnya.

Budiharto mengatakan, persentase tersebut tentunya sangat berat sebelah dan merugikan negara penyelenggara. Apalagi, kebutuhan dana untuk penyelenggaraan major events sangat besar dan terus bertambah tiap tahun.

Selain Indonesia, Tiongkok dan Malaysia juga dilaporkan sudah mengambil sikap yang sama. Mereka menilai BWF tidak fair dalam hal ini.

Karena itu, Budiharto menilai, ada baiknya jika aturan tersebut diubah dan lebih menguntungkan negara penyelenggara.
"PBSI memang mengajukan keberatan kepada BWF tentang hal ini. Ini memang memberatkan kami sebagai negara penyelenggara. Kami berharap BWF bisa mengubah konsep pembagian komersial ini menjadi 60-40, dan 60 persen itu untuk negara penyelenggara," kata Budiharto, Kamis (29/11).

Indonesia sendiri pernah beberapa kali menjadi penyelenggara major events. Tiga ajang besar BWF terakhir yang diselenggarakan di Tanah Air adalah Kejuaraan Dunia 2015 di Jakarta, serta Kejuaraan Dunia Junior 2017 dan Kejuaraan Dunia Junior Beregu 2017 di Jogjakarta.

Kasubid Hubungan International PBSI Bambang Roedyanto menambahkan, PBSI pernah merugi saat menyelenggarakan Kejuaraan Dunia 2015 karena aturan tersebut. Hal ini juga yang membuat PBSI semakin mantap emoh mengikuti bidding.

"Saat itu kami sebagai tuan rumah mengalami kerugian karena aturan ini (pembagian komisi 80-20, Red). Belum lagi makin ke sini makin banyak extra cost yang terus meningkat dan dibebankan kepada negara penyelenggara, termasuk akomodasi, transportasi dan berbagai biaya lainnya. Kalau bisa ya jangan berat sebelah seperti ini," ujar Rudy.

Dengan keputusan tersebut, maka Indonesia sementara hanya akan menjadi tuan rumah tiga turnamen BWF World Tour, yakni Indonesia Open, Indonesia Masters, dan Indonesia International Badminton Championships hingga tahun 2021.

Proses bidding tuan rumah penyelenggara major events BWF 2019 - 2025 sendiri saat ini tengah berlangsung di kantor pusat BWF di Kuala Lumpur, Malaysia. Beberapa negara yang mengikuti bidding adalah Jepang, Korea, Makau, India, Rusia dan Thailand. Hasil bidding akan dimumkan hari ini sekitar pukul 17.00. (jpnn.com)