Laksanakan Focus  Group Discusion, Polres Kampar Gelar Deklarasi Anti Hoax

Foto : Photo bersama usai deklarasi.

Loading...

BANGKINANG - Permasalahan mengenai berita bohong (Hoax) sudah menjadi fenomena baru di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Untuk itu, Polres Kampar dalam hal ini melaksanakan Focus  Group Discusion (FGD) tentang antisipasi berita Hoax, Isu Sara, Anti adu domba,  dan mendukung sepenuhnya Polri dalam menegakkan, hukum, bagi para pembuat, dan penyebar berita hoax. Sabtu (24/3/2018)

Kegiatan yang dilaksanakan di Aula Satlantas Polres Kampar, Jumat (23/3), dihadiri narasumber dari Dinas Komunikasi Dan Informatika Provinsi Riau, Mastar Mahad, Ketua PWI Kampar, Akhir Yani, Ketua IWO  (Ikatan Wartawan Online) Riau, Miras Aditya, Wartawan Senior Kepresidenan orde baru, Casmo Tatilitofa yang merupakan ayahanda Kapolres Kampar, Deni Oktavianto. Disamping itu juga, turut hadir tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, alim ulama, serta awak media yang menghadiri Konferensi Pers tersebut.

Dalam sambutannya, Kapolres Kampar, AKBP Deni Oktaviano SH,SIK, MH menyampaikan, bahwa Negara Indonesia dalam permasalahan yang berdampak dengan perpecahan.

"Berita bohong (Hoax) sudah tidak asing lagi kita dengar yang mengakibatkan perpecahan. Tentu saja, Konteks keamanan  harus kita jaga dalam permasalahan berita Hoax. Kita hidup di negara heterogen, negara NKRI, dan kita akan menyambut pilkada, "ucapnya.

Loading...

Lanjut  Deni Oktavianto menyampaikan, kegiatan antisipasi tersebut tidak sampai disini (Hari ini, red). Bahkan terus mensosialisasikan ke desa-desa.

"Kegiatan ini tidak sampai disini, bahkan nantinya bersama Binmas akan mensosialisasikan kedesa-desa. Dan juga saat ini pengguna media sosial lebih kepada anak remaja. Maka dari itu kita akan  memberikan edukasi-edukasi terhadap mereka. Dan semoga ansipasi Hoax ini dapat berkelanjutan dalam memerangi berita xoax, "ucapnya saat diwawancara Spiritriau.com usai acara.

Sementara itu, Mastar Mahad dalam pemaparannya, beliau menerangkan. Berita bohong meningkat drastis dan sering ditemukan dalam media sosial setiap harinya.

"Dari mana hoax menyebar, Media Sosial, 92,4 persen, aplikasi chat 62,8. Situs web, 34,8 persen. Televisi 8,7 persen. Media cetak 5 persen. Email 3,1 persen, radio.1.1 persen, Sosial politik 91.8 persen. Sara 88.6 persen dan Kesehatan 41.2persen. Bisa kita lihat, dari statistik tersebut, jumlah berita Hoax sangat rentan di media sosial. Ini setiap harinya terus bertambah, "paparnya. 

Masih diterangkannya, dari kutipan Courtis D Mcdougal (Wartawan,red), Kepalsuan yang dibuat untuk menyaru kebenaran.

"Nah kepalsuan yang dibuat untuk menyaru kebenaran. Inilah yang harus kita antisipasi. Jadi bagaimana kita mengetahui jenis-jenis Hoax itu. Ada tiga jenis Hoax yaitu, pertama, Hoax proper, artinya pembuatnya tau itu berita bohong dengan maksud menipu orang dengan beritanya. Kedua, Judul heboh tapi berbeda dengan isi berbeda. Ketiga, berita benar dalam konteks menyesatkan, "paparnya.

Untuk mengetahui bagaiman berita Hoax ditemukan, Mastar Mahad mengungkapkan, "Kita bisa mendeteksinya dengan mengecek alamat URL, Cek situs tersebut, Cek dengan media lainnya, gunakan Fact-cekung, siapa penulis dan narasumbernya, bagaimana penulisannya, dan berita membuat marah, "ungkapnya.

Disi lain, dalam acara tersebut, sebagai wartawan senior di ruang lingkup kepresidenan, Casmo Tatilitofa yang sudah berprofesi sejak 1979 hingga 2003 di istana kepresidenan. Beliau mendukung kegiatan yang sangat positif untuk memerangi berita Hoax.

"Diskusi ini keren dengan tujuan memerangi Hoax. Secara pribadi, Hoax itu bukan berita. Mengapa, kita tau. Mana berita yang layak dipublikasikan. Berita yang layak dipublikasi kan sesuai dengan fakta-fakta dari data yang akurat dan berimbang, "terangnya.

"Wartawan dulu itu beda, kita belum ada namanya Hoax. Mencari data atau berjumpa narasumber saja kita sangat sulit," tambahnya.

"Seperti begini, dulu mau jumpa narasumber kita dihadang. Mau jumpa untuk wawancara saja sulit. Jadi apakah kita berani membuat berita tanpa dengan menggunakan data yang ada. Jelas, kita tidak berani mempublikasikan berita tanpa fakta dan data yang jelas. Sekarang, Hoax bermunculan di medsos dan lain-lain. Ini sangat jelas dan patut kita perangi. Saya berharap wartawan muda wartawan sekarang dapat menjalankan jurnalistiknya dengan profesional. Harapan saya, kita bersama-sama memerangi Hoax, "ucapnya kepada Spiritriau.com usai acara. (SRC)






Loading...

[Ikuti Medialokal.co Melalui Sosial Media]