Pembukaan Lokasi Tangkap Kepiting Bakau Sapat: Langkah Strategis Menjaga Ekosistem dan Meningkatkan Ekonomi Nelayan


Rabu, 18 Desember 2024 - 07:10:00 WIB
Pembukaan Lokasi Tangkap Kepiting Bakau Sapat: Langkah Strategis Menjaga Ekosistem dan Meningkatkan Ekonomi Nelayan

KUINDRA-Momentum penting bagi keberlanjutan ekosistem mangrove dan ekonomi masyarakat nelayan ditandai dengan pembukaan kembali lokasi penutupan sementara perikanan tangkap kepiting bakau di Parit 18, Kelurahan Sapat.

Kegiatan ini menjadi langkah strategis yang mengintegrasikan aspek ekologi dan ekonomi, mendapat dukungan penuh dari pemerintah, masyarakat, dan lembaga pendukung.

Kegiatan ini diselenggarakan oleh Yayasan Mitra Insani (YMI) dan KUPS Ketam Bangkang ini sebagai bagian dari program pendampingan pengelolaan sumber daya perikanan berbasis masyarakat yang telah berjalan sejak beberapa tahun terakhir. Dalam acara tersebut, turut hadir Lurah Sapat, Maya Fakhrina, Pokmaswas dan LPHD dari Kelurahan Sapat dan Desa Sungai Piyai, serta perwakilan dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kabupaten Indragiri Hilir, termasuk Pemerintah Kabupaten Indragiri Hilir, DPMPTSP, Dinas Perikanan, Dinas Perdagangan dan Industri, Bappeda, PSDKP, Dinas Perkebunan, DLHK, Disparporabud, DPMD, dan KPH Mandah.

Perwakilan DPMD memberikan apresiasi atas inovasi masyarakat dalam meningkatkan nilai ekonomi tangkapan, seperti pembesaran kepiting dari grade C ke grade B. "Langkah ini sangat strategis untuk mendukung kesejahteraan nelayan sekaligus menjaga keberlanjutan ekosistem perikanan di wilayah ini," ujar perwakilan DPMD dalam sambutannya.

Di sisi lain, PSDKP menekankan pentingnya peraturan tentang ketertiban umum dan penggunaan alat tangkap ramah lingkungan untuk mendukung pelaksanaan peraturan perikanan. Hal ini senada dengan kebijakan pengepul lokal, Andi Masrafi, yang mengedepankan standar tangkapan. "Kepiting yang bertelur dan yang beratnya di bawah 1,5 ons dilepaskan kembali ke alam untuk memastikan kelestarian populasi di masa depan," ungkapnya.

Dalam sambutannya, Lurah Sapat, Maya Fakhrina, menyampaikan harapannya agar kegiatan ini menjadi model keberlanjutan pengelolaan perikanan. "Kegiatan penutupan sementara ini terbukti efektif untuk pemulihan ekosistem dan peningkatan hasil tangkapan nelayan. Namun, keberlanjutan program ini membutuhkan peran aktif pemerintah daerah, baik dalam kebijakan maupun dukungan teknis di lapangan, "jelasnya.

Hasil tangkapan di hari pertama pembukaan mencapai 78 kilogram kepiting bakau, dengan tetap memperhatikan aturan pelepasan kepiting bertelur dan yang belum mencapai ukuran standar. Jumlah ini memberikan optimisme bagi masyarakat nelayan, yang kini memetik hasil dari upaya bersama menjaga lingkungan.

Yayasan Mitra Insani menambahkan bahwa program pendampingan yang direncanakan hingga akhir 2024 membutuhkan kolaborasi yang lebih intensif antara pemerintah daerah, masyarakat, dan lembaga terkait. "Kegiatan seperti ini membuktikan bahwa konservasi dan kesejahteraan dapat berjalan beriringan. Kami berharap model ini dapat diperluas ke wilayah lain demi keberlanjutan ekosistem mangrove dan perikanan," ujar perwakilan YMI.

Pembukaan lokasi tangkapan ini tidak hanya memberikan dampak ekonomi langsung bagi masyarakat nelayan, tetapi juga menjadi simbol keberhasilan kolaborasi lintas sektor dalam menjaga ekosistem pesisir