Dinas Kesehatan Bengkalis Gelar Gerakan Cegah Stunting di 11 Kecamatan


Kamis, 31 Oktober 2024 - 00:17:42 WIB
Dinas Kesehatan Bengkalis Gelar Gerakan Cegah Stunting di 11 Kecamatan Kegiatan Gerakan Cegah Stunting di 11 kecamatan

BENGKALIS, Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak berusia di bawah lima tahun (balita) akibat kekurangan gizi kronis yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada di bawah standar, untuk mencegahnya, dinas Kesehatan Kabupaten Bengkalis mengelar kegiatan Gerakan Cegah Stunting di 11 kecamatan.

Plt. Kepala Dinas Kesehatan Ermanto, SKM, MKM melalui penanggungjawab program gizi kesehatan masyarakat dan promosi kesehatan masyarakat Amrina Rosyada, S.gz mengatakan stunting atau keterlambatan pertumbuhan merupakan masalah gizi kronis yang sering terjadi pada anak-anak, stunting sendiri dapat terlihat ketika anak memiliki tinggi badan lebih pendek dari tinggi badan normal yang seharusnya dimiliki oleh anak pada usia yang sama. 

“Stunting merupakan indikator keberhasilan kesejahteraan, pendidikan, dan pendapatan masyarakat. dampaknya dapat meliputi dari ekonomi, kecerdasan, dan kualitas bangsa. Efek jangka panjang stunting berakibat pada gangguan metabolik seperti obesitas, hipertensi, dan diabetes melitus, dinas kesehatan melakukan gerakan cegah stunting di 11 kecamatan di kabupaten Bengkalis, dimulai dari awal bulan oktober hingga akhir bulan oktober,” tutur Amrina Rosyada kepada wartawan, kamis (31/10/2024)

Menurutnya kasus anak yang mengalami stunting, tidak hanya pertumbuhan fisik yang berbeda dari anak seusianya, tetapi juga dapat mempengaruhi perkembangan kognitif dan kemampuan belajar anak.

“Penting bagi kita semua untuk saling bekerjasama dalam melindungi generasi penerus bangsa dari stunting. Kementerian Kesehatan mengumumkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) pada Rapat Kerja Nasional BKKBN, dimana prevalensi stunting di Indonesia turun dari 24,4% di tahun 2021 menjadi 21,6% di 2022.

“Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), angka stunting 2022 menurun 2,8% dibandingkan 2021 hal ini berdasarkan survei SSGI 2022 dengan jumlah sampel yang dilakukan pada bayi sebanyak 334.848 bayi dan balita. Dari angka 24,4% menjadi 21,6%, kemudian pada tahun ini ditargetkan menurun hingga 17,8%, dan 2024 mencapai 14%. Kabupaten Wonogiri menargetkan zero stunting pada tahun 2024. Sementara Kecamatan Wuryantoro masih ada 80 kasus stunting pada tahun 2022,” jelasnya lagi

Amrina Rosyada menambahkan, penurunan stunting memerlukan intervensi yang terpadu secara lintas sektor mencakup intervensi gizi spesifik dan gizi sensitif. Sejalan dengan inisiatif Percepatan Penurunan Stunting, pemerintah meluncurkan Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi (Gernas PPG) yang ditetapkan melalui Peraturan Presiden Nomor 42 tahun 2013 tentang Gernas PPG dalam kerangka 1.000 HPK. penurunan stunting telah dimasukkan sebagai sasaran pembangunan nasional dan tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 dan Rencana Aksi Nasional Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) 2017-2019,” pungkasnya ***( GALERI )