Singingi Hilir, – Sebuah SPBU di wilayah Singingi Hilir, Kabupaten Kuantan Singingi, Riau, dituding terlibat dalam praktik penyaluran Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi secara ilegal kepada mafia BBM.
Menurut informasi yang dihimpun awak media kami dilapangan mendapatkan berbagai sumber terpercaya di lapangan, SPBU bernomor 14.293.637 diduga rutin melayani pengisian BBM bersubsidi jenis Pertalite dan Bio Solar kepada kendaraan-kendaraan yang telah dimodifikasi untuk menimbun BBM. Belasan mobil modifikasi, seperti dump truk, mobil Panther, Carry, dan Cold Diesel, terlihat antre setiap hari untuk mengisi BBM bersubsidi dalam jumlah besar.
“Coba lihat saja itu tangkinya, seperti tangki Fuso,” ujar salah satah seorang narasumber kepada media ini, Rabu (25/6/2025), seraya menunjukkan foto kendaraan yang diduga telah dimodifikasi untuk menampung BBM dalam kapasitas besar.
Lebih lanjut, seorang warga pak Anton yang berjualan sekitar lokasi mengungkapkan bahwa praktik penyaluran BBM menggunakan jerigen hampir setiap hari dilakukan di SPBU tersebut, dengan tarif sebesar Rp25.000 per pengisian. “BBM itu banyak digunakan untuk menghidupkan mesin dompeng tambang emas ilegal di wilayah Trans Kuansing, dan ada juga yang dijual ke industri dengan keuntungan Rp40.000 hingga Rp50.000 per jerigen,” ungkapnya.
Modus pelangsiran dilakukan secara berulang menggunakan kendaraan siluman dengan puluhan jerigen berisi 35 liter BBM, khususnya pada truk cold diesel. Aktivitas ini diduga sudah berlangsung lama tanpa penindakan dari aparat.
“Praktik curang ini sudah jadi perhatian masyarakat, tapi belum juga ada tindakan tegas dari pihak berwenang. Diduga pengawas SPBU bernama Sapirman turut terlibat dalam aktivitas ini,” tambah seorang warga lainnya.
Warga pun mendesak Polres Kuansing untuk segera turun tangan menangani kasus yang merugikan masyarakat kecil tersebut. Mereka khawatir kelangkaan BBM subsidi akan semakin parah jika praktik ilegal ini terus dibiarkan.
Hingga berita ini ditayangkan, pihak SPBU terkait belum memberikan keterangan resmi meski telah diupayakan untuk dikonfirmasi oleh awak media. (Red)