Pria AS Tembak Mati 3 Remaja yang Hendak Merampoknya


Loading...

 

MEDIALOKAL.CO - Seorang pria di Georgia, Amerika Serikat (AS), menembak mati tiga remaja yang hendak merampok dirinya. Dalam kasus penembakan maut ini, pria tersebut bisa bebas dari jeratan hukum jika terbukti dirinya bertindak untuk membela diri.

Seperti dilansir AFP, Kamis (19/9/2019), Georgia merupakan salah satu dari 27 negara bagian AS yang memberlakukan aturan hukum bernama 'stand your ground' yang mengatur hak seseorang untuk menggunakan kekuatan mematikan saat membela diri dari ancaman yang muncul.

Kepolisian di Conyers, sebuah kota kecil di dekat Atlanta, menyatakan penembakan itu terjadi pada Senin (16/9) waktu setempat, saat tiga remaja yang berusia 15-16 tahun mendekati rumah pria tersebut sebelum fajar menyingsing. Penembakan terjadi di halaman depan rumah pria yang tidak disebut namanya ini.

Loading...

"Pada tahap ini, penyelidikan mengungkapkan bahwa ketiga individu yang tewas itu menutupi wajahnya saat mendekati rumah itu dan berupaya merampok tiga individu yang ada di halaman depan," demikian pernyataan juru bicara Kepolisian Rockdale County, Lee Thomas.

"Salah satu tersangka percobaan perampokan mengacungkan sebuah pistol tangan dan melepas tembakan ke arah penghuni rumah sebelum salah satu korban percobaan perampokan ini membalas tembakan itu," imbuhnya.

"Para korban dari percobaan perampokan itu semuanya tidak mengalami luka-luka, tapi tiga tersangka percobaan perampokan semuanya terkena tembakan saat terjadi baku tembak dan tewas karena luka-luka mereka, satu tersangka tewas di lokasi kejadian dan dua tersangka lainnya tewas di rumah sakit setempat setelah dibawa ke sana," sebut Thomas.

Disebutkan Thomas bahwa sejauh ini belum ada dakwaan pidana yang dijeratkan terkait penembakan maut ini. Penyelidikan secara menyeluruh masih berlangsung.

Dalam pernyataan terpisah, Sheriff Rockdale County, Eric Levett, menyebut kasus ini bisa masuk dalam undang-undang pertahanan diri yang berlaku di negara bagian Georgia, yang mengizinkan penggunaan kekuatan mematikan bahkan jika opsi lain, seperti berlari atau bersembunyi, tersedia.

Pemberlakuan undang-undang 'stand your ground' di sejumlah negara bagian AS memicu kontroversi dalam beberapa tahun terakhir. Tahun 2012 lalu, seorang remaja kulit hitam bernama Trayvon Martin, saat itu berusia 17 tahun, tewas ditembak oleh seorang petugas keamanan bernama George Zimmerman.

Saat itu, penembakan Martin memicu kecaman besar-besaran yang kemudian memunculkan gerakan 'Black Lives Matter'. Dalam kasus penembakan di Georgia, dua remaja di antaranya keturunan Afrika-Amerika sedangkan satu remaja lainnya keturunan Hispanik.

(spiritriau.com) 






Loading...

[Ikuti Medialokal.co Melalui Sosial Media]