Bumikan Pancasila, Kembalikan Marwah Gerakan GMNI


Loading...

AMBON, Medialokal.co - Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) cabang Surakarta yang lebih dikenal dengan GMNI Solo, dalam perhelatan Kongres GMNI XXI di Ambon mengajak seluruh DPD dan DPC GMNI se-Indonesia untuk mereposisi GMNI yaitu mengembalikan marwah gerakan pada tempat semula yaitu menjadi organisasi nasionalis, Senin (02/12/19). 

Arifin, selaku pengurus DPC GMNI Solo menuturkan bahwa saat ini, tantangan besar bangsa terutama adalah mengenai radikalisme dan intoleransi.

"Hal ini merupakan tugas besar GMNI untuk membumikan Pancasila di kampus dan di kampung, sebagaimana yang dikatakan Bung Karno yang selalu diucapkannya, "Persatuan itu modal utama bangsa ini". tuturnya. 

Ruwanda Saputro Ketua DPC GMNI Solo menambahkan bahwa organisasi GMNI adalah sebagai organisasi pergerakan yang berangkat dari hati nurani mahasiswa, dimana ketika rakyat dirugikan, GMNI harus masuk dalam permasalahan tersebut. 

Loading...

"Kita tidak mempersoalkan siapa yang salah dan siapa yang benar. Namun, ketika rakyat dirugikan, kita GMNI harus masuk disitu, karena sebenarnya rakyat tertindas oleh sistem, bukan karena rakyat malas dan tidak tau tentang hal administrasi. Rakyat tertindas oleh sistem. Rakyat tidak memiliki informasi dan akses dalam hal mengadvokasi dirinya sendiri sehingga GMNI sebagai organisasi pergerakan harus terjun ke dalam isu dan masalah di masyarakat, dan itu yang kita tekankan dalam reposisi." jelasnya. 

Kemudian, lanjutnya, GMNI mempunyai best practise dalam persoalan - persoalan advokasi rakyat, baik dari generasi sebelumnya, maupun generasi penerus, seperti persoalan penggusuran atau sengketa lahan, pencemaran lingkungan, buruh dan sebagainya. 

"Disana kami berdiskusi dengan rakyat, belajar bersama dengan rakyat, mengkaji dan menulis persoalan bersama rakyat, publikasi persoalan tersebut dengan media, dan terkadang malah media yang mencari berita untuk mengetahui masalah sebenarnya. melakukan advokasi, baik audiensi stakeholder, aksi massa, maupun pengaduan - pengaduan kepihak terkait seperti Ombudman, Komnasham dan sebagainya, serta pendampingan litigasi dipengadilan dengan menggandeng LBH." paparnya.

Ruwanda mengatakan bahwa dalam reposisi juga akan di breakdown dalam tiga komisi yaitu Organisasi, Politik, dan Kaderisasi dalam forum kongres. 

"Kami akan memperjuangkannya, lalu dikembalikan lagi ke GMNI sebagai organisasi kolektif kolegial karena format DPP saat ini sangat mudah di ombang ambingkan dan diarahkan ke prakmatisme. Dan kita harus keluar dari situ dan harus kembali lagi ke dalam sifat kita, yaitu kolektif kolegian dan diharapkan ada kesetaraan dalam presidium dengan musyawarah, bukan hanya pemimpin yang menentukan sikap. Dan kami mengajak seluruh DPC-DPC se-Indonesia untuk mengultimatum dan melawan setiap tindakan pengkerdilan pikiran melalui pembonsaian, perintah-perintah oleh oknum-oknum alumni atau senior yang mana seharusnya senior atau alumni ikut dalam keputusan tertinggi yaitu keputusan DPV, keputusan DPD, DPP aktif, dan bukan sebaliknya." sambungnya. 

Delegasi Kongres GMNI Solo lainnya, Oki Andrianto menambahkan selain alumni maupun senior, juga harus menjaga demarkasi gerakan GMNI. Tidak boleh ada intervensi antar OKP atau wadah berhimpun OKP dan organisasi alumni sekalipun kedalam perhelatan Kongres GMNI. Kongres GMNI harus menghasilkan keputusan dan ketetapan untuk kemajuan gerakan GMNI kedepan dengan Manifesto Gerakan, Program Aksi, dan AD-ART yang mencerminkan progresifitas gerakan. 

"Program aksi tersebut tentunya menciptakan sumber daya GMNI yang Intelektual organik, melek teknologi dan kekinian, namun tetap dalam turunan asas perjuangan." tukasnya. (Jun) 






Loading...

[Ikuti Medialokal.co Melalui Sosial Media]