Balas Dendam Iran Setelah AS Bunuh Panglima Qassim Sulaimani


Loading...

MEDIALOKAL.CO - Pasca tewasnya Panglima Garda Revolusi Iran Mayor Jenderal Qassim Sulaimani pada Jumat (3/1), hubungan Iran dengan Amerika Serikat (AS) semakin memanas. Pembunuhan Jenderal Sulaimani atas perintah Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Tak hanya Sulaimani, Abu Mahdi al-Muhandis, wakil panglima Hashd al-Mashabi (PMF), pasukan milisi Irak dukungan Iran juga menjadi korban tewas dari serangan pesawat tak berawak (drone) ke Bandara Internasional Baghdad

Iran menegaskan sikap untuk melakukan aksi balas dendam. Berikut aksi balas dendam yang akan dilakukan Iran terhadap Amerika Serikat:

Presiden Iran: Pembalasan Itu Pasti

Loading...

Presiden Iran, Hassan Rouhani melayat dan menyampaikan belasungkawa ke rumah Qassim Sulaimani pada Sabtu. Dalam kesempatan itu, Rouhani juga menyinggung balas dendam terhadap AS.

"Amerika tidak menyadari kesalahan besar yang telah diperbuat. Mereka akan melihat dampak dari tindakan kejahatannya, tidak hanya hari ini, tapi untuk tahun-tahun yang akan datang," jelasnya, dikutip dari The New York Times, Minggu (5/1).

"Pembalasan itu pasti," tegas Kepala Korps Garda Revolusi Iran, Jenderal Mohammad Reza Naghdi dalam siaran televisi.

"AS seharusnya tidak membuang-buang waktunya mengirimkan kami pesan, surat-surat dan penghubung," lanjutnya.

Iran Ancam Hancurkan Kota Kunci di Israel

Beberapa di antaranya sangat penting bagi Iran. Trump mengatakan 52 target situs budaya mewakili 52 orang Amerika yang disandera di Iran setelah ditangkap di Kedutaan Besar AS pada 1979 selama Revolusi Islam negara itu.

Sekretaris Dewan Pengarifan Kemanusiaan Iran dan mantan kepala Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC), Mohsen Rezaei, memperingatkan dampak luas yang akan terjadi setelah serangan AS. Dampak tersebut bisa saja meluas ke Republik Islam.

"Menanggapi Trump, yang mengatakan bahwa Washington akan menyerang Iran jika balas dendam, kita akan meratakan sepenuhnya (kota pelabuhan Israel) Haifa dan target kunci Israel lainnya," kata Rezaei, Minggu (5/1).

Presiden AS Donald Trump mengeluarkan ancaman. Jika Teheran menyerang aset AS sebagai aksi balas dendam atas pembunuhan jenderal tinggi Iran, maka Washington akan menyerang 52 situs di budaya Iran.

Rezaei menyebut aksi balas dendam itu sebagai gerakan besar-besaran. Iran akan dengan tegas memerangi Amerika hingga pasukan mereka keluar dari wilayah Iran.

"Seluruh dunia harus tahu bahwa Amerika akan segera dipindahkan dari kawasan itu," kata Rezaei, seperti dikutip dari Sputniknews.

Ancam Serang Pangkalan Militer AS

Mayjen Hossein Dehghan, penasihat militer untuk Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, akan membalas serangan pesawat tak berawak AS yang menewaskan Panglima Garda Revolusi Iran Mayor Jenderal Qassim Sulaimani. Mereka akan menyerang pangkalan militer Amerika Serikat, dikutip dari CNN edisi Minggu (5/1).

Untuk diketahui, AS memiliki sekitar 800 pangkalan militer dan dan fasilitas logistik di luar wilayah AS, mulai dari Singapura ke Djibouti dan Bahrain ke Brasil. Ratusan instalasi lain, besar dan kecil, ada di wilayah AS. Setiap instalasi AS, bahkan setiap prajurit, pelaut, penerbang, atau marinir, bisa menjadi target Iran. Bisa saja termasuk kapal-kapal Angkatan Laut AS di laut, pesawat-pesawat Angkatan Udara AS, atau bahkan pasukan AS di pangkalan dan tidak bertugas.

"Ada banyak cara untuk menyerang militer AS, dan Anda tidak dapat melindungi mereka semua," kata Carl Schuster, mantan direktur operasi di Pusat Intelijen Gabungan Komando Pasifik AS.

Sebut Presiden AS sebagai Teroris

Pemerintahan Iran mengutuk keras tindakan Presiden AS Donald Trump dan menyebut tindakan itu sebagai aksi teroris. Apalagi Trump sempat mengancam akan menghancurkan 52 situs penting Iran jika Teheran menyerang aset AS sebagai pembalasan atas pembunuhan Qassim Soleimani.

"Seperti ISIS, Seperti Hitler, Seperti Jenghis! Mereka semua membenci budaya. Trump adalah teroris yang mengenakan setelan jas. Dia akan segera belajar sejarah bahwa TIDAK ADA yang bisa mengalahkan 'Bangsa & Budaya Iran Besar," tulis Menteri Informasi dan Telekomunikasi Iran, Mohammad Javad Azari-Jahromi di akun Twitternya.

AS Tidak Berani Melawan Militer Iran

Kepala militer Iran, Mayor Jenderal Abdolrahim Mousavi, dikutip oleh televisi Iran, Minggu (5/1) mengatakan bahwa Amerika Serikat tidak memiliki keberanian berkonfrontasi militer dengan Iran.

"Dalam potensi konflik di masa depan, yang saya pikir mereka (orang Amerika) tidak berani melakukannya, di sana akan menjadi jelas di mana nomor lima dan dua akan berada," katanya. 

Sumber: merdeka.com






Loading...

[Ikuti Medialokal.co Melalui Sosial Media]