PMII Turut Prihatin Terhadap Bangkrutnya Puluhan Peternak Ayam di Ciamis

Foto : Ridwan Farid

Loading...

CIAMIS, Medialokal.co - Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kabupaten Ciamis turut prihatin dengan telah bangkrutnya puluhan peternak ayam di Kabupaten Ciamis yang kalah daya saing dengan peternak ayam modern.

Ridwan Farid, Sekretaris PMII Kabupaten Ciamis menyebutkan bahwa dengan telah terjadinya kebangkrutan yang dialami oleh puluhan peternak ayam di Ciamis, adalah sebuah bentuk ketidakmampuan pemerintah dalam mengkoordinasi dan memfasilitasi pelaku usaha masyarakat.

"Saya ikut prihatin dengan apa yang telah dirasakan oleh puluhan peternak ayam yang mengalami kebangkrutan, kenapa para peternak itu bisa kalah dalam daya saing, dan akhirnya bangkrut? Padahal mereka para peternak ayam sudah sangat lama menjadikan sumber penghasilan dari pekerjaannya itu, artinya disini pemerintah dan masyarakat belum bisa saling bekerjasama untuk mempertahankan perekonomian masyarakat," jelas Ridwan Farid, Rabu (05/02/2020).

"Dan saya rasa semboyan visi misi bupati yang katanya mantapnya ekonomi, sejahtera untuk semua itu bohong besar karena pada faktanya ekonomi masyarakat (puluhan peternak ayam mengalami kebangkrutan) malah kehilangan sumber penghasilan", ucapnya.

Loading...

Kemudian tambahnya lagi, dia mengatakan bahwasanya semboyan Bupati atau visi misi Bupati tersebut adalah bohong besar karena jika benar maka itu semua tidak akan terjadi.

"Kemudian setelah bangkrutnya para peternak ayam tradisional ini mereka harus mendapatkan penghasilan dari mana lagi untuk menafkahi keluarganya dan menyekolahkan anak-anaknya, sedangkan hanya itu harapan mereka", sebutnya.

"Nah dari kasus ini kita bisa tarik beberapa akar permasalahan dari kejadian ini, 1. Peningkatan SDM pelaku usaha mengenai peternakan, 2. Pemasaran, pemasaran disini selain pelaku usaha yang memasarkan, pemerintah pun harus siap mendistribusikannya, 3. Pendistribusian yang jelas dalam hal ini pemerintah harus bisa mendistribusikan ayam dengan jelas, jika sudah ada peternak yang ada di ciamis mengapa harus mensuplay dari luar ciamis, 4. Penunjang modal usaha, kenapa bisa kalah saing? Karena modal yang tidak memungkinkan karena peternak ayam konvensional ini kalah modal sama peternak modern, peternak modern sudah berbasis komputerisasi artinya sudah sangat canggih dan elegan di jamin pula kesehatan ayamnya, bahkan menurut salah seorang peternak ayam tradisional yang kalah saing dengan peternak modern ini karena tidak mampu harus modal sampai ratusan juga, dia itu hanya mampu mendapatkan modal Rp 60 juta itu juga spekulasi minjam ke bank, yang terakhir yaitu mencarikan pekerjaan baru, artinya jika memang pemerintah tidak bisa mencarikan solusi agar pelaku usaha ternak ayam ini terus berjalan, maka adakan pekerjaan lain atau berikan usaha-usaha lainya," jelasnya.

"Saya yakin pemerintah Kabupaten Ciamis bisa menyelesaikan permasalahan ini bahkan wajib karena mengacu pada UU No.11 tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial dan UUD 1945 yakni mensejahterakan rakyat, dan sengan semboyan bupati ciamis yakni mantapnya ekonomi, sejahtera untuk semua itu saya yakin semua permasalahan akan terselesaikan," pungkasnya sambil tersenyum. (*)

Laporan : Wifki Mubarok






Loading...

[Ikuti Medialokal.co Melalui Sosial Media]