Berawal Saat Buang Sampah, Foto Mesum Siswi SD Korban Diperkosa Orang Tak Dikenal Tersebar

Foto : Ilustrasi VIRAL Foto Mesum Siswi SD Korban Rudapaksa Orang Tak Dikenal, Kronologinya Berawal Saat Buang Sampah - Kolase IST Tribun Jatim dan Youtube

Loading...

Medialokal.co - Kronologi foto-foto mesum siswi SD korban rudapaksa orang tak dikenal berawal saat korban hendak membuang sampah.

Diketahui, foto-foto mesum siswi SD tersebut viral di Whatsapp (WA) dan media sosial sehingga menghebohkan publik Maluku.

Banyak warganet mengecam tersebarnya foto-foto sangat vulgar dan tidak pantas tersebut.

Kapolsek Waiapo, Kabupaten Buru, Ipda Andy Erwin Poleonro, membeberkan kronologi lengkap hingga foto-foto mesum itu viral.

Loading...

Berikut kronologi lengkapnya.

1. Siswi SD dirudapaksa saat buang sampah

Foto-foto mesum ini berawal dari kasus seorang siswi SD di Desa Wapsalit, Kecamatan Lolongguba, Kabupaten Buru, Maluku dirudapaksa seorang pria tidak dikenal saat sedang membuang sampah di belakang rumahnya, Jumat (21/2/2020).

Seperti dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'Foto Siswi SD yang Diperkosa Orang Tak Dikenal Beredar di Medsos, Ini Kata Polisi'.

Akibatnya, korban mengalami luka di bagian mulut dan organ intimnya sehingga harus dilarikan ke rumah sakit umum daerah (RSUD) Namlea untuk menjalani perawatan medis.

2. Foto diambil saat korban di puskesmas

Ipda Andy Erwin Poleonro menduga kalau foto-foto mesum siswi SD tersebut diambil saat korban dibawa ke puskesmas.

Dia mengungkapkan, saat korban dilarikan pertama kali ke Puskesmas di Lolongguba, ada banyak petugas puskesmas dan warga yang ikut mengambil foto-foto tidak pantas tersebut dan kemudian menyebarkannya lewat Facebook.

"Kalau tidak salah itu dari puskesmas, itu karena saat (korban) dibawa lari dari TKP ke puskesmas itu banyak sekali itu orang puskesmas dan masyarakat yang mengambil gambar dan memposting foto sampai menyebar itu,” ungkapnya, Minggu (23/2/2020).

Dia mengakui anggotanya ikut mengambil dokumentasi korban sebagai bahan laporan untuk pimpinan.

Namun, foto yang diambil tidak seperti foto yang tersebar luas di media sosial yang saat ini menuai kecamaan masyarakat luas.

“Kita juga bagi sebagai laporan ke pimpinan tapi kita tahu foto yang pantas,” katanya.

3. Polisi sesalkan viralnya foto-foto tersebut

Menanggapi beredarnya foto-foto tidak pantas itu, Ipda Andy Erwin Poleonro ikut menyesalkan beredarnya foto-foto tersebut hingga menjadi konsumsi publik.

“Kami tidak tahu mengapa itu bisa beredar, yang jelas kami sangat menyayangkan kejadian itu,” kata Andy.

Dia mengakui, beredarnya foto-foto korban itu sangatlah tidak etis dan hal itu akan berpengaruh secara kejiwaan bagi korban dan juga keluarganya.

4. Menunggu laporan dari korban

Menurut Andy, sampai saat ini belum ada keberatan atau laporan dari keluarga korban terkait beredarnya foto-foto tersebut.

“Kalau ada keberatan dari keluarga kita akan panggil pihak-pihak yang foto dan menyebarkan itu ke medsos, dan kasus ini bisa kita diusut kita akan lihat unsur pasalnya,” ungkapnya.

Pria Setengah Abad di Samarinda Setubuhi Siswi SD

Di kasus lain, siswi SD kelas V Sekolah Dasar (SD) di Samarinda masih trauma setelah menjadi korban persetubuhan oleh ayah tirinya.

Ayah tiri bocah itu sebenarnya telah berumur setengah abad atau 50 tahun. Namun, tega memperdayai anak tirinya yang berumur 11 tahun.

Bahkan, ibu kandungnya bukannya menolong si anak. Dia malah membantu suaminya melepaskan hasrat birahinya.

Peristiwa asusila itu terjad di Kota Samarinda, Kalimantan Timur dan kini telah disidik oleh aparat kepolisian setempat.

Informasi yang diperoleh dari Kepolisian disampaikan kepada Tribunkaltim.co (grup SURYA.co.id), ceritanya, ayah tiri dan ibu kandung korban adalah pasangan suami istri.

Tindakan tak terpuji itu dilakukan oleh Ax (50) ayah tiri korban. Saat menyetubuhi anak tirinya, ibu kandung siswi SD ini, yakni RM (42) mengetahuinya, bahkan ikut membantu suaminya.

RM ikut membantu suaminya menyetubuhi anakanya lantaran takut diceraikan.

"Ibu kandung korban mengetahui, tapi tidak berani melawan karena takut diceraikan," kata Kapolsek Samarinda Seberang, Kompol Suko Widodo kepada Tribunkaltim.co pada Selasa (24/9/2019).

Setelah mendapat perlakuan tak terpuji tersebut, korban berusaha menyelamatkan diri.

Dia melompat dari sepeda motor saat dibonceng ayah tirinya.

"Saat digonceng pelaku (Ax), korban ini lompat dari motor dan langsung kabur ke sekolahan," ungkap Suko Widodo.

"Di sekolahan, korban menceritakan kejadian yang dialaminya kepada guru," ucapnya.

Setelah mendapat laproan dari si bocah, gurunya langsung melaporkan kepada aparat kepolisian setempat.

"Gurunya langsung membawa korban ke Polsek Loa Janan. Namun, karena lokasinya di wilayah Samarinda Seberang, lalu diserahkan kami untuk penangannya," sambung Suko.

Awal kejadian tindakan asusila terhadap korban karena pelaku merasa tidak puas saat berhubungan badan dengan istrinya.

Lalu, pelaku menyetubuhi anak tirinya. Peran ibunya turut serta memegangi si korban. Perbuatan tersebut selalu dilakukan pelaku di kamar hotel. Enam kali pelakukan melakukan tindakan ausila terhadap anak ini. Ibu kandung bocah turut mendukung lantaran takut di ceraikan oleh pelaku. Ibu korban tidak dapat menolak perintah pelaku. Karena takut diceraikan oleh pelaku, kendati hubungan keduanya hanya pasangan suami istri siri.

"Ibu kandung korban mengetahui, tapi tidak berani melawan karena takut diceraikan," jelasnya.

Kini, pelaku menerima akibatnya. Polsek setempat menahannya setelah melakukan penyidikan.

Kedua orang, pelaku dan ibu kandung digelandang ke kepolisian.

Adapun polisi menerima laporan adanya tindakan amoral tersebut, pelaku Ax dan Rm diamankan pada Sabtu (21/9/2019) lalu.

Pelaku dijerat dengan UU Perlindungan Anak Nomor 35 Tahun 2014, dengan ancaman tahanan diatas 5 tahun.

Sejauh ini, siswi SD itu dalam kondisi yang sangat tidak baik, mengalamai ketakutan, merasa ada getir pahit dalam garis kehidupannya.

Sebab korban itu mengalami kepahitan hidup yang membuat dirinya merasa suram menatap masa depan.

"Untuk kondisi anak masih trauma. Dan korban ini selalu takut dengan pelaku. Saat ini korban tinggal dengan keluarganya yang lain," ujarnya. (*)


 






Loading...

[Ikuti Medialokal.co Melalui Sosial Media]