Kisah Mistis Keris Pangeran Diponegoro Naga Siluman


Loading...

MEDIALOKAL.CO – Pelukis terkenal yang pernah tinggal di Belanda, Raden Saleh melukiskan penangkapan Pangeran Diponegoro.

Catatan Raden Saleh ini dituliskan di bagian sisi kanan surat kesaksian Sentot Prawirodirjo.

Dalam catatan itu, Raden Saleh yang telah melihat dengan mata kepala sendiri keris itu di Belanda menjelaskan makna Keris Naga Siluman dan ciri-ciri fisik keris itu.

Pada Januari 1831, sesaat setelah tiba di Belanda, Raden Saleh diminta oleh SRP van de Kasteele, Direktur Kabinet Kerajaan untuk Barang Antik (Koninklijk Kabinet van Zaldzaamheden) di Den Haag, untuk mengidentifikasi sebuah keris Jawa.

Sebelumnya, Sentot Alibasyah Prawirodirdjo, perwira perang Diponegoro yang menyeberang ke pihak Belanda, telah mengidentifikasi dan melengkapi dengan keterangan bahwa keris itu asli keris Pangeran Diponegoro. Namun, Kasteele menginginkan pendapat kedua dari Raden Saleh.

“Tak dapat dibayangkan, bagaimana perasaan Saleh muda saat memegang keris Diponegoro yang agung itu? Perasaan menggigil seperti apa yang mengalir dalam tubuhnya?” tulis Werner Kraus dalam bukunya berjudul ‘Raden Saleh dan Karyanya’ seperti dikutip dari Historia.id.

“Sebagian keluarganya (Raden Saleh) berjuang di pihak Diponegoro dan untuk itu mereka harus banyak berkorban. Tiba-tiba, keris itu, pusaka itu, inti kekuatan magis Diponegoro berada dalam genggamannya,” tambahnya.

Raden Saleh membuat penilaian singkat mengenai keris Pangeran Diponegoro yang diberi bernama Kiai Nogo Siluman atau Naga Siluman itu.

“Kiai berarti tuan. Semua yang dimiliki seorang raja memakai nama ini. Nogo adalah ular dalam dongeng dengan sebuah mahkota di kepalanya,” katanya.

"Siluman adalah sebuah nama yang terkait dengan bakat-bakat luar biasa, semacam kemampuan untuk menghilang dan seterusnya. Oleh karena itu, nama keris Kiai Nogo Siluman berarti raja ular penyihir, sejauh hal itu dimungkinkan untuk menerjemahkan sebuah nama yang megah,” katanya.

Ketika Raden Saleh mengungkapkan kata-kata itu, menurut Kraus, dia sebenarnya juga bisa berlutut dan menangis di hadapan keris itu. Namun, kelemahan itu tidak dia perlihatkan di kantor Van Kasteele.

Menurutnya, jika Raden Saleh menangis dan berlutut, maka orang pasti menduga bahwa di dalam dirinya bergolak perasaan luar biasa.

MENGAPA KERIS PANGERAN DIPONEGORO DIBERI NAMA MAGA SULUMAN?
Dalam biografi Pangeran Diponegoro, sejarawan Peter Carey mencatat kemungkinan keris itu diberi nama Naga Siluman karena Diponegoro yang berkelana pada 1805 menginap satu malam di Gua Siluman (Guwo Seluman) di Pantai Selatan.

Gua Siluman disebut dalam Kidung Lelembut (Nyanyian Arwah) sebagai istana arwah di bawah kekuasaan dewi pantai selatan, Ratu Kidul, yang diperintah melalui wakilnya, Putri Genowati.

Ratu Kidul mendatangi Diponegoro dalam bentuk semburat cahaya. Namun Diponegoro terserap dalam samadinya sehingga tak mempan digoda. Dia pun mundur sambil berjanji bila saatnya tiba akan datang lagi kepadanya.

“Sebilah keris pusaka Diponegoro, yang kemudian diserahkan kepada Raja Belanda, Willem I, sebagai suatu lambang kemenangan dalam perang, konon bertatahkan nama Kanjeng Kiai Naga Siluman,” tulis Carey.

Beberapa tahun setelah Raden Saleh melihat langsung keris Naga Siluman, benda pusaka itu pun raib secara misterius. Sedangkan pusaka lainnya, seperti tombak Kiai Rondan, dikembalikan ke Indonesia dan tersimpan di Museum Nasional.

Sementara keris Naga Siluman dikembalikan pemerintah Belanda kepada Presiden Joko Widodo, Senin, 9 Maret 2020.

Sejarawan UGM, Dr. Sri Margana, M.Hum., M.Phil, terlibat dalam proses verifikasi keris Pangeran Diponegoro di Belanda sebelum dikembalikan ke Indonesia.

“Dari ukiran Naga Siluman Jawa ini saya berkeyakinan bahwa keris ini adalah keris Pangeran Diponegoro yang dinamai Naga Siluman itu,” kata Sri Margana, dikutip Pojoksatu.id dari ugm.ac.id, Rabu (11/3).

“Kesimpulan saya diamini oleh Dirjend Kebudayaan, Dr. Hilmar Farid, yang juga seorang sejarawan, Duta Besar RI untuk Belanda serta saudara Bonnie Triyana, sejarawan yang juga jurnalis yang menjadi bagian dari delegasi Indonesia,” tambahnya.(*)






Loading...

[Ikuti Medialokal.co Melalui Sosial Media]