Sejarah 27 Maret: Penculikan Perdana Menteri


Loading...

PEKANBARU, Medialokal.co – Ketidakpuasan kelompok oposisi terhadap hasil politik diplomasi pemerintah dengan Belanda membuat situasi perpolitikan Indonesia menjadi panas. Oposisi kecewa karena diplomasi pemerintah yang dipimpin Perdana Menteri Sutan Sjahrir hanya mampu membuat Belanda mengakui wilayah Indonesia sebatas Jawa dan Madura saja.

Akibatnya, muncul kabar bahwa tokoh-tokoh yang tergabung dalam kelompok Persatuan Perjuangan akan menculik Perdana Menteri Sutan Sjahrir.

Pada 23 Maret 1946, sejumlah tokoh tersebut ditangkap. Diantara yang ditangkap adalah Tan Malaka, Ahcmad Soebardjo, dan Sukarni. Mereka ditangkap dengan tuduhan rencana penculikan perdana menteri.

Pada 27 Maret 1946, Perdana Menteri Sutan Sjahrir dan beberapa anggota kabinet benar-benar diculik oleh orang tak dikenal. Kemudian hari diketahui bahwa dalang penculikan adalah Mayor Jenderal R.P. Sudarsono.

Loading...

Pada 28 Juni, Presiden Soekarno mengumumkan keadaan bahaya di seluruh wilayah Indonesia. Keesokan harinya, seluruh kekuasaan diambilalih presiden.

Soekarno kemudian mengimbau seluruh tokoh yang diculik dibebaskan. Imbauan ini berhasil, seluruh tokoh yang diculik dibebaskan beberapa hari kemudian. (*)






Loading...

[Ikuti Medialokal.co Melalui Sosial Media]