Provinsi Riau Waspadai Kedatangan Orang dari Jakarta dan Jawa Timur

Petugas di Posko Check Point perbatasan Rohul-Sumut melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap warga yang melintas di perbatasan provinsi. (Foto : Melba / Bertuahpos)

Loading...

PEKANBARU, Medialokal.co — Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Riau sejak awal sudah mewaspadai kedatangan orang dari Jakarta dan Jawa Timur. Kedua daerah ini, hingga kini masih sangat tinggi kasus penyebaran COVID-19.

Juru Bicara Percepatan Penanganan COVID-19 Riau dr Indra Yovi mengatakan, sikap waspada terhadap orang yang datang dari kedua daerah ini merupakan hal yang wajar. Mengingat angka kesembuhan pasien positif COVID-19 di Riau saat ini sangat tinggi, sedangkan kasus positif COVID-19 baru untuk sementara berhasil ditekan.

“Memang sejak awal orang yang datang (ke Riau) dari kedua daerah ini (Jakarta dan Jawa Timur) kita waspadai. Jangan sampai bobol. Bahaya. Bisa terjadi gelombang kedua,” ujarnya.

Oleh sebab itu, dia meminta kepada masyarakat agar bisa mengerti mengapa pemerintah mempersulit jalur masuk ke Riau. Hal itu tidak lain untuk menjaga masyarakat agar tidak lagi terpapar virus corona.

Loading...

“(Mempersulit orang masuk) tujuannya memang itu. Oleh sebab itu kelonggaran ini (new normal) harus disiasati,” jelas dr Indra Yovi.

Dia mengutarakan bahwa hal lain yang kini banyak diperbincangkan oleh masyarakat yakni mengenai harga swab yang mahal. Di Riau untuk sekali swab bisa mencapai Rp1,7 juta.

“Setiap orang dengan status ODP, PDP dan pasien positif swabnya gratis. Biaya ditanggung oleh pemerintah, sebab kesembuhan mereka akan menjadi keamanan bagi masyarakat di luar sana,” jelasnya.

“Nah, sekarang ada orang yang ingin pergi ke Jakarta untuk urusan atau kepentingan pribadinya, kemudian swabnya juga harus ditanggung negara, kan masih nggak masuk akal itu.

Untuk diketahui, Pemprov Riau memberi keringanan harga swab khusus untuk pelajar dan mahasiswa yang akan melakukan perjalanan untuk pendidikan ke luar Riau. Biaya yang dibebankan hanya setengah dari beban biaya utuh.

Saat ini laboratorium biomolekular di Riau sudah mampu melakukan pengujian sampel sebanyak 450-500 dalam sehari karena kapasitasnya sudah ditingkatkan. Dadi 450 itu dibagi dalam 3 bagian.

Yakni 150 dikhususkan untuk pasien positif, 150 dikhususnya untuk PDP, dan 150 lainnya dikhususkan untuk umum. Bahkan dalam waktu dekat, ODP di Riau juga akan diprioritaskan dengan swab, tidak lagi rapid test. (*)






Loading...

[Ikuti Medialokal.co Melalui Sosial Media]