Petani Bersorak, Harga Karet di Kuansing Naik Terus, Kini Mendekati Rp 10 Ribu Per Kilogram


Loading...

MEDIALOKAL.CO - Harga karet di Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing) terus menerus naik tiap pekan.Kini harga karet di Kuansing mendekati Rp 10.000 per kilogram.Trend kenaikan harga karet memang terus terjadi.

"Alhamdulillah naik (harga karet). Sudah dekat Rp 10.000. Lelang tadi malam Rp 9.825," kata ketua Apkarkusi, Septiadi, Senin malam (12/10/2020).

Dalam lelang yang digelar secara off line tersebut, ada enam perusahaan yang ikut. PT Wipolimex yang memberi penawaran tertinggi.

Bila dibandingkan dengan harga lelang pekan lalu, harga pekan ini naik Rp 225 per kilogram.

Loading...

Septiadi tidak bisa memprediksi apakah pekan depan harga lelang mencapai Rp 10.000.

Namun ia berharap harga kedepan bisa menyentuh Rp 10.000.

"Selama ada lelang ini, harga jual karet belum pernah menyentuh Rp 10.000. Mudah-mudahan pekan depan bisa tembus," harapnya.

Dalam lelang Senin malam itu, sebanyak 58 ton karet terjual.

Pekan Sebelumnya Naik Tipis

Pekan sebelumnya, harga jual karet di Kuansing masih terus mengalami kenaikan. Walaupun kenaikannya tipis.


Seperti ada lelang Minggu malam (4/10/2020) di Kuansing.

Lelang yang digelar secara offline oleh Asosiasi Petani Karet Kuantan Singingi (Apkarkusi), harga jual karet ditetapkan Rp 9.600 per kilogram.

Bila dibandingkan dengan lelang pekan lalu, mengalami kenaikan sebesar Rp 80 rupiah per kilogram.

Walau naik tipis, pihak Apkarkusi tetap mensyukuri.

"Alhamdulillah masih naik. Walau tipis," kata ketua Apkarkusi, Septiadi, Minggu malam (4/9/2020).

Ada empat perusahaan yang ikut lelang. PT Kilang Lima Gunung menjadi perusahaan penawar tertinggi. Ada 44,8 ton karet yang terjual dalam lelang tersebut.

Sayang, harga Rp 9.600 per kilogram ini hanya saat lelang yang digelar sekali setiap pekan saja.

Harga di toke-toke lokal, pastinya akan jauh dibawah harga lelang.

Sistem pelelangan ini sendiri dimulai sejak Juli tahun 2018. Seluruh pengurus kelompok tani/Unit Pengolahan dan Pemasaran BOKAR (UPPB) / Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) yang melaksanakan pemasaran karet secara bersama bersama.


Melaksanakan pemasaran Bokar dengan sistem lelang secara bersama dan serentak dengan menetapkan satu pemenang lelang dan satu harga pada satu waktu dan satu tempat yang bersamaan.

Penetapan harga bersama dengan perwakilan perusahaan.

Harga hasil penjualan dengan sistem lelang ini lebih tinggi dari harga dari toke-toke karet lokal di Kuansing.

Walau demikian, 99 persen petani karet di Kuansing tidak mau bergabung dengan asosiasi dan mengikuti penjualan karet dengan sistem lelang.

Sejauh ini, 99 persen petani karet di Kuansing lebih memilih menjual ke toke-toke lokal hasil panen kebun karet.

Sisanya, 1 persen, ikut sistem lelang yang diinisiasi Pemkab Kuansing.

Keengganan 99 persen petani karet tergabung dalam asosiasi dan mengikuti lelang, dikarenakan proses penjualan harus menunggu, yakni setiap akhir pekan.

Di satu sisi, para petani karet butuh uang secepatnya.*


sumber :
https://spiritriau.com/Ekbis/Petani-Bersorak--Harga-Karet-di-Kuansing-Naik-Terus--Kini-Mendekati-Rp-10-Ribu-Per-Kilogram--






Loading...

[Ikuti Medialokal.co Melalui Sosial Media]