Inhil dan Rohul Sudah Tetapkan Status Siaga Banjir

Sejumlah rumah warga di Kampar terendam banjir. (ilustrasi)

Loading...

PEKANBARU, Medialokal.co — Pemerintah Kabupaten Rokan Hulu [Rohul] dan Indragiri Hilir [Inhil] dilaporkan sudah menetapkan status siaga banjir

Informasi ini dibenarkan oleh Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah [BPBD] Riau Edwar Sanger saat dihubungi bertuahpos.com, Senin, 7 Desember 2020.

“Iya benar, kedua daerah itu [Rohul dan Inhil] sudah menetapkan status siaga banjir,” katanya.

Edwar juga membenarkan bahwa ditetapkannya status siaga banjir oleh kedua daerah itu sebagai bentuk antisipasi atas segala kemungkinan yang terjadi.

Loading...

Dia menambahkan, terhadap perkembangan selanjutnya akan terus mendapat pemantauan ketat.

Jika memang ada daerah lain yang dianggap perlu dan harus segera menetapkan status siaga banjir, maka keputusan itu tetap diambil.

“Artinya, jika memang harus ditetapkan status siaga banjir tingkat provinsi, maka akan kami lakukan,” tutur Edwar.

Menurutnya, dengan ditetapkan status siaga banjir oleh kedua daerah ini sudah memenuhi syarat untuk penetapan status siaga banjir tingkat provinsi.

Namun pertimbangan BPBD, banjir yang terjadi di beberapa daerah, termasuk Rohul dan Inhil sifatnya fluktuatif. 

Saat ini sebagian besar daerah yang sudah terpapar banjir tersebut sudah surut dan aktivitas warga sudah kembali normal seperti biasa.

Waspada Cuaca Ekstrem

Informasi terbaru dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika [BMKG], dalam sepekan kedepan sejumlah daerah di Tanah Air akan dihadapkan pada kondisi cuaca ekstrem.

Hasil analisis lembaga cuaca itu menunjukkan potensi peningkatan pertumbuhan awan hujan. Terjadi mulai dari Minggu 6 – 11 Desember 2020 nanti.

Menurut Deputi Bidang Meteorologi, Guswanto, dalam keterangan resminya mengatakan bahwa peningkatan potensi pertumbuhan awan ini dapat disebabkan oleh kondisi dinamika atmosfer yang tidak stabil.

Selain itu, aktifnya fenomena Madden Julian Oscilation (MJO), gelombang Rosby Ekuatorial, dan gelombang Kelvin di wilayah Indonesia juga berpengaruh terhadap peningkatan potensi pertumbuhan awan hujan ini.

“Adanya pusaran angin (sirkulasi siklonik) yang terpantau di beberapa tempat yang dapat mendorong terbentuknya daerah pertemuan atau perlambatan kecepatan angin (konvergensi,” kata Guswanto.

Riau Waspada Banjir Kiriman Provinsi Tetangga

Menurut BMKG, cuaca ekstrem yang diperkirakan berupa curah hujan dengan intensitas lebat, yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang.

Kondisi cuaca ekstrem diperkirakan akan menerpa 26 provinsi di Indonesia, salah satunya adalah Provinsi Sumatera Barat [Sumbar]. Sedangkan Riau tidak termasuk di dalam daftarnya.

Namun, Edwar Sanger tetap mewanti-wanti, bahwa peluang terjadinya banjir di Riau akan semakin besar.

“Pola bencana banjir di Riau ini, selama ini memang begitu. Jika intensitas curah hujan di Sumbar tinggi, maka waduk PLTA Koto Panjang akan dibuka, dan sejumlah daerah di Kampar akan terjadi banjir,” ungkapnya.

“Pada saat rapat koordinasi yang kami lakukan di awal pekan lalu, BMKG Stasiun Pekanbaru sudah mengingatkan bahwa intensitas curah hujan di Sumbar sudah mulai meningkat. Kondisi ini diperkirakan akan mencapai puncaknya akhir Desember hingga awal Januari 2021 mendatang,” sebut Edwar. (*)






Loading...

[Ikuti Medialokal.co Melalui Sosial Media]