Anak Menderita Anemia, Ini Dampak Jangka Pendek dan Panjangnya


Loading...

MEDIALOKAL.CO - ANEMIA atau kurang darah menjadi salah satu penyakit yang masih banyak dihadapi oleh masyarakat Indonesia. Pengidap anemia didominasi oleh anak kecil dan ibu hamil yang 50 sampai 60 persennya disebabkan defisiensi besi.

Spesialis Gizi dan Ketua Departemen Ilmu Gizi FK UI dr Nurul Ratna Mutu Manikam MGizi SpGK mengatakan masa kritis terjadinya anemia pada anak terjadi di usia 6 bulan sampai 3 tahun. Tentunya kondisi ini memiliki dampak yang besar terhadap anak.

Dalam webinar bertajuk 'Kekurangan Zat Besi sebagai Isu Kesehatan Nasional di Indonesia dan Dampaknya Terhadap Kemajuan Anak Generasi Maju', Kamis (17/12/2020), dr Nurul membagikan dampak anemia terhadap anak.

Jangka Pendek:

Loading...

1. Menurunnya kognitif atau kecerdasan (IQ).

2. Menurunnya fungsi otak seperti atensi, pendengaran, visual.

3. Menurunnya fungsi motorik.

Jangka Panjang:

1. Menurunnya performa di sekolah seperti kemampuan berhitung, membaca, menulis, dan bahasa berkurang.

2. Perubahan atensi (lemot) dan sosial karena kurang tanggap terhadap lingkungan sekitar.

3. Perubahan perilaku seperti kurang aktif bergerak, kurang atensi, kurang responsif, tidak ceria, dan mudah lelah.

"Dari semua hal, perubahan perilaku yang paling berbahaya. Studi menyatakan anak-anak yang anemia ini cenderung penakut dan peragu. Jadi mereka kurang aktif dalam mencoba sesuatu yang baru. Bukan karena orangtunya melarang, tapi karena perilakunya lebih sulit untuk diatur," jelasnya.*


sumber :
https://spiritriau.com/Kesehatan/Anak-Menderita-Anemia--Ini-Dampak-Jangka-Pendek-dan-Panjangnya






Loading...

[Ikuti Medialokal.co Melalui Sosial Media]