Loading...

MEDIALOKAL.CO - Ontologi merupakan apa yang akan dikaji dalam ilmu pengetahuan atau hakikat apa yang dikaji. Apa di sini adalah mengenai objek dari suatu peristiwa.Maka ontologi adalah teori tentang sesuatu yang ada sebagai ilmu. Sebagian besar dari ahli filsafat mengartikan hakekat dari segala sesuatu yang ada. 

Ontologi memiliki arti ilmu hakikat yang menyelidiki alam nyata ini dan bagaimana keadaan yang sebenarnya. Apakah hakikat dibalik alam nyata ini, menyelidiki hakikat dari segala sesuatu dari alam nyata yang terbatas oleh panca indera kita. Antara lain ingin mengetahui, bagaimana realita yang ada ini, apakah materi saja, apakah wujud sesuatu ini bersifat tetap, kekal tanpa perubahan, apakah realita berbentuk satu unsur (monoisme), dua unsur (dualisme) ataukah terdiri dari unsur yang banyak (pluralisme).

Ontologi meliputi permasalahan apa hakikat ilmu itu, apa hakekat kebenaran dan kenyataan yang inheren dengan pengetahuan itu, yang tidak terlepas dari pandangantentang apa dan bagaiman yang ada (being) itu. Paham idealisme atau spiritualisme, materialisme, dualisme, pluralisme dan seterusnya merupakan paham ontologis yang akan menentukan pendapat dan bahkan keyakinan kita masing-masing tentang apa dan bagaimana kebenaran dan kenyataan yang hendak dicapai oleh ilmu itu.

Kita coba membahas ontologi dalam folklor, folklor merupakan tradisi yang dimiliki oleh sekelompok orang yang mempunyai ciri- ciri pengenal fisik, sosial, dan kebudayaan sehingga bisa dibedakan dari kelompok lainnya. Ciri- ciri pengenal tersebut bisa saja dalam banyak hal, misalnya mata pencaharian, warna kulit, agama, kesenian dll.

Loading...

Folklor bisa juga diartikan sebagai kebudayaan yang kolektif yang tersebar dan diwariskan secara turun temurun dengan tradisional. Atau melalui penelitian folklor dapat dilihat kebudayaan suatu suku bangsa sebelum adanya pengaruh kebudayaan asing misalnya, kepercayaan, pandangan hidup, adat istiadat, dan cara berfikir masyarakat.

Kedudukan folklor dengan budaya lainnya mempunyai perbedaan sebab masing- masing daerah atau kebiasaan masyarakat akan mempunyai perbedaan dari segala sisi. Ciri- ciri folklor antara lain penyebarannya dilakukan secara lisan artinya penyebarannya melalui dari mulut ke mulut. Selanjutnya folklor mempunyai beberapa versi yang berbeda hal ini dikarenakan, adanya gaya penceritaan atau bahasa yang berbeda sewaktu folklor ini di turunkan atau di wariskan secara lisan, maka  versi dari pewarisannnya akan menjadi versi ala si pencerita atau yang menurunkannnya. 

Selanjutnya folklor mempunyai ciri anonim, yaitu pencipta atau asal yang punya cerita tidak di ketahui lagi, karena dia di wariskan secara turun temurun maka siapa yang pertama melakukan penceritaannnya atau yang penyebarnya tidak bisa terlacak lagi. Maka kita akan mengatakannya, menurut nenek moyang kita, atau orang yang terdahulu, dan sebagainya. Selanjutnya ciri folklor adalah memiliki pola atau mempunyai rumus. Folklor juga berfungsi sebagai alat pendidik, pelipur lara, protes sosial dan proyeksi yang terpendam. Bersifat pralogis yaitu memiliki logika sendiri yang tidak sama dengan logika umum (untuk folklor lisan dan setengah lisan). selanjutnya folklor menjadi milik bersama dari kolektif tertentu. Folklor bersifat polos sehingga terdapan bahasa yang spontan dan agak sedikit kasar.

Ontologi merupakan analisis tentang objek materi dari ilmu pengetahuan.Berisi mengenai hal-hal yang bersifat empiris serta mempelajari mengenai apa yang ingin diketahui manusia dan objek apa yang diteliti ilmu. Dasar ontologi pendidikan adalah objek materi pendidikan ialah sisi yang mengatur seluruh kegiatan kependidikan. Jadi hubungan ontologi dengan pendidikan menempati posisi landasan yang paling dasar dari fondasi ilmu dimana disitulah teletak undang-undang dasarnya dunia ilmu.

Folklor mempunya bentuk yang berbeda jadi tidak hanya berbentuk lisan saja, bentuknya ini bisa dilihat dari beberapa bentuk yaitu; folklor lisan yaitu folklor yang berbentuk lisan dan kepercayaan secara mental, bisa dilihat dari contohnya seperti puisi, syair, prosa, nyanyian rakyat atau teka- teki dsb. 

Folklor setengah lisan adalah folklor yang sepenuhnya tidak lisan saja sebagai kekuatannnya  tetapi juga didukung oleh prilaku fisik atau sering juga disebut dengan folklor fakta sosial. Contohnya bisa kita lihat dari, mitos, tarian daerah, kepercayaan masyarakat, ritual yang sering dilakukan oleh masyarakat yang memakai tradisi, permainan dsb

Selanjutnya folklor bukan lisan yang mana folklor yang bentuk fisiknya berhubungan degan benda- benda nyata yang ada di dunia. Folklor ini juga disebut dengan folklor artefak, kebendaan atau material, contohnya bisa kita lihat pada rumah adat, alat musik, makanan dan sebagainya.

Maka dapat disimpulkan bahwa dalam folklor tidak hanya membahas pada tradisi lisan saja akan tetapi ada banyak hal yang akan di uraikan, lisan hanya sebagai media perantara antara pewarisannnya atau bagaimana cara menurunkannnya ke generasi selanjutnya. Berbagai cara mewariskannnya telah di uraikan pada penjelasan diatas yaitu bisa secara lisan, setengah lisan dan bukan lisan.

Implikasi pandangan ontologi di dalam folklor ialah bahwa pengalaman manusia yang harus memperkaya kepribadian bukanlah hanya alam raya dan isinya dalam arti sebagai pengalaman sehari-hari, melainkan sesuatu yang tak terbatas, realitas fisis, spritual yang tetap dan yang berubah-ubah. Juga hukum dan sistem kesemestaan yang melahirkan perwujudan harmoni dalam alam semesta, termasuk hukum dan tata tertib yang menentukan kehidupan manusia dalam budaya.*


sumber :
https://spiritriau.com/Opini/Ontologi-dalam-Folklor






Loading...

[Ikuti Medialokal.co Melalui Sosial Media]