Pilihan
Hati-hati, Investasi Bodong Kedok Arisan Online Diendorse Influencer
JAKARTA, MEDIALOKAL.CO -- Investasi bodong berkedok arisan online semakin menjamur di tengah-tengah masyarakat. Motif masyarakat menguat setelah arisan online banyak dipromosikan atau di-endorse oleh influencer, public figure hingga selebgram lewat media sosial mereka.
Alasan ingin mengantongi cuan 'selangit' dalam waktu singkat biasanya menjadi motif utama masyarakat yang menempatkan dana di investasi abal-abal tersebut.
Dalam kasus arisan bodong di Salatiga pada September 2021 lalu misalnya, pelaku mengiming-imingi peserta arisan akan mendapatkan keuntungan lebih di bulan selanjutnya setelah mereka menyetor uang pertama kali.
Di bulan pertama dan kedua semuanya lancar, peserta arisan merasa untung. Mereka yang telah menikmati keuntungan semakin tergiur dan menambahkan uang yang disetorkan kepada pelaku. Demikian pula dengan peserta yang baru ikut, tergiur melihat 'kisah sukses' rekan atau saudara mereka.
Setelah banyak uang terkumpul dari banyak peserta yang bergabung, disinilah pelaku biasanya siap-siap angkat kaki alias kabur.
Ironisnya, pelaku melibatkan figur publik untuk mempromosikan arisan bodong tersebut. Tak ayal, dengan cara itu, banyak peserta baru yang tertarik bergabung karena mereka merasa terinspirasi.
Dilansir dari laman sikapiuangmu.ojk.go.id, pelaku arisan bodong memang menggalakkan promosi mewah, selain dengan jasa figur publik, biasanya tawaran investasi bodong berasal dari undangan untuk menghadiri acara seminar investasi yang digelar di hotel berbintang.
Tujuannya adalah untuk meyakinkan para calon korban bahwa bergabung dalam investasi yang ditawarkan terbukti memberikan keuntungan tinggi.
"Bukan ujug-ujug setelah mereka dibayar Rp10 juta, Rp20 juta sekali endorse, lalu setelah itu menghilang. Tanggung jawabnya di mana?" sambung Aidil.
Lebih lanjut, ia juga mengingatkan agar masyarakat tidak mudah tertipu dengan aksi endorse figur publik arisan bodong.
Aidil mengimbau kepada masyarakat yang ingin berinvestasi agar memperhatikan besaran keuntungan yang logis, serta jangan mudah tergiur dengan keuntungan besar dan cepat.
Kemudian, jika investasi berupa produk keuangan, masyarakat juga harus memastikan siapa yang menjadi regulator dan siapa yang mengawasinya.
Aidil mencontohkan untuk produk keuangan perbankan ada Bank Indonesia (BI) yang mengawasi, untuk produk keuangan non perbankan ada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang mengawasi, dan jika koperasi ada Kementerian Koperasi yang mengawasi.(*)
Sumber : http://cnnindonesia.com
Berita Lainnya
Harga Emas Antam Turun Jadi Rp 1,1 Juta
Dorong Anak Muda Berwirausaha, Wabup H.Syamsuddin Uti Buka Sosialisasi Wirausaha Muda
Sempolet Khas Suku Melayu Yang Lezat
Sektor Pariwisata Riau Bangkit, Kunjungan Turis Meningkat Lagi
Sepanjang 2022, Inflasi Riau Capai 6,81 Persen
Panik Gak! Harga TBS Sawit di Riau Turun Tipis
Harga Emas Antam Turun Jadi Rp 1,1 Juta
Dorong Anak Muda Berwirausaha, Wabup H.Syamsuddin Uti Buka Sosialisasi Wirausaha Muda
Sempolet Khas Suku Melayu Yang Lezat
Sektor Pariwisata Riau Bangkit, Kunjungan Turis Meningkat Lagi
Sepanjang 2022, Inflasi Riau Capai 6,81 Persen
Panik Gak! Harga TBS Sawit di Riau Turun Tipis