Myanmar Tahan 106 Warga Rohingya yang Hendak Kabur dengan Kapal


Loading...

MEDIALOKAL.CO - Otoritas Imigrasi Myanmarmenahan lebih dari 100 orang diduga warga etnis minoritas muslim Rohingya yang hendak melarikan diri. Orang-orang yang diduga Rohingya itu ditangkap dari sebuah kapal yang berlayar meninggalkan Yangon. 

Penahanan dilakukan di tengah munculnya kekhawatiran gelombang baru pengungsi Rohingya yang kabur dari Rakhine via laut.

Sebelumnya pada tahun 2015, sindikat penyelundup manusia yang membantu pengungsi Rohingya kabur dari Myanmar via lautan, disergap otoritas Thailand dan memilih meninggalkan kapal pengungsi terombang-ambing hingga memicu krisis kemanusiaan. 

Dituturkan seorang pejabat imigrasi dari wilayah Kyauktan, Kyaw Htay, kepada Reuters, Jumat (16/11/2018), sebuah kapal yang membawa 106 orang itu dicegat pada Jumat (16/11) pagi waktu setempat. Pencegatan dilakukan di lokasi berjarak 30 kilometer sebelah setelah kota Yangon. 

Loading...

Orang-orang yang ada di dalam kapal itu diduga sebagai warga Rohingya, atau yang oleh otoritas Myanmar disebut sebagai 'Bengali'. Kepolisian setempat masih melakukan penyelidikan terhadap orang-orang yang ditahan ini.

"Ada kemungkinan bahwa mereka berasal dari Rakhine. Seperti tahun-tahun sebelumnya, ada kemungkinan mereka merupakan Bengali dari Rakhine," sebut Kyaw Htay dalam pernyataannya. 

Kebanyakan warga Myanmar yang mayoritas beragama Buddha menyebut Rohingya sebagai 'Bengali', yang menyiratkan bahwa mereka imigran ilegal dari Bangladesh. Myanmar tidak pernah menganggap Rohingya sebagai kelompok etnis di wilayah mereka.

Pekan lalu, sejumlah pejabat dan pekerja kemanusiaan setempat menuturkan kepada Reuters bahwa puluhan warga Rohingya di Myanmar dan Bangladesh berupaya kabur ke wilayah Malaysia dengan kapal setelah musim penghujan berakhir pada awal Oktober.

Para pemantau memperingatkan bahwa karena rute penyelundupan ke Thailand yang telah terbongkar, cenderung berbahaya dan mahal, maka lebih banyak warga Rohingya memilih perjalanan lebih singkat dan murah dengan melewati pantai Teluk Benggala menuju ke Yangon. 

Kebanyakan warga Rohingya memilih untuk kabur via laut antara bulan November hingga Maret saat lautan tenang. Selama beberapa tahun terakhir, perjalanan berbahaya menuju Thailand dan Malaysia dengan kapal yang kelebihan muatan, telah memicu banyak korban tewas.

Via Facebook, seorang anggota parlemen dari Partai Liga Nasional Demokrasi (NLD) wilayah Kyauktan, Aye Mya Mya Myo, memposting sejumlah foto yang menunjukkan sebuah kapal reyot yang dipenuhi wanita-wanita yang memakai kerudung, juga para pria dan anak-anak. 

Beberapa foto menunjukkan sejumlah polisi mengawasi orang-orang yang ada di atas kapal itu. Disebutkan Aye Mya bahwa setidaknya ada 50 pria, 31 wanita dan 25 anak-anak di atas kapal, yang disebut mirip dengan kapal yang biasa digunakan Rohingya untuk melarikan diri dari Rakhine. 

(detik.com)






Loading...

[Ikuti Medialokal.co Melalui Sosial Media]