Penjelasan MUI DKI soal Munajat 212 yang Jadi Kontroversi


Loading...

MEDIALOKAL.CO - Majelis Ulama Indonesia (MUI) DKI membantah bertanggung jawab atas acara munajat 212 yang diselenggarakan di Monas, kamis (21/2) lalu. MUI menegaskan acara yang diselenggarakan oleh mereka adalah 'Senandung Salawat dan Dzikir Nasional' bukan 'Munajat 212'.

"Saya tegaskan sekali lagi, kegiatan 'Senandung Salawat dan Dzikir Nasional' kemarin sifatnya adalah untuk muhasabah bersama dan berupaya menyejukkan suasana melalui dzikir bersama. Kita berkumpul, memanjatkan doa kepada Allah SWT untuk menghadirkan kebaikan bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia kita tercinta," ujar Ketua Umum MUI DKI Jakarta, KH Munahar Muchtar, dalam keterangan tertulis, Minggu (24/2/2019).

Hal yang senada disampaikan Ketua Bidang Informasi dan Komunikasi MUI DKI Jakarta Faiz Rafdhi. Faiz menjelaskan acara yang digelar MUI sama sekali tidak mengundang tokoh politik, baik Ketum PA 212 Slamet Ma'arif maupun tokoh politik lainnya. 

"Tidak (diundang), pokoknya yang kita undang adalah MUI kota dan ormas-ormas keagamaan atau ormas Islam se-DKI. Beberapa majelis taklim se-DKI itu kita undang," kata Faiz ketika dikonfirmasi.

Loading...

"Memang yang kita dengar PA itu juga menyelenggarakan, iya mungkin itu (acara) bersamaan, sehingga terkesan seperti tumpang tindih, kita itu (acara) hanya sebentar kok, hanya sampai jam 21.00 WIB apa ya, pokoknya Ketua Umum MUI DKI selesai sambutan, sudah, nggak sampai malam," sambungnya. Redaksi yang berada di lokasi dan juga telah mengecek ulang dari dokumentasi kegiatan, memastikan tidak ada momen penjeda antara sambutan Ketum MUI DKI dengan momen acara setelahnya yakni sambutan Ketum FPI Sobri Lubis. MC langsung mempersilakan Sobri untuk berbicara sesaat setelah Ketum MUI DKI Munahar Muchtar selesai sambutan.

Untuk diketahui, pada acara yang digelar pada Kamis (21/2), backdrop yang dipasang di panggung bertuliskan 'Malam Munajat'. Backdrop yang memasang foto Imam Besar FPI Habib Rizieq itu juga bertuliskan 'Bersama MUI DKI Jakarta dan Majelis Ta'lim Se -Jabodetabek'. 

Selain itu, dalam acara itu, MC juga berulang kali menyatakan acara di Monas tersebut merupakan acara Munajat 212. Bahkan MC menyatakan hal tersebut sesaat sebelum mempersilahkan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia DKI Jakarta berbicara di panggung.

Berikut pernyataan lengkap Ketua MUI DKI terkait Munajat 212:

Jakarta, 24 Februari 2019 

Menindaklanjuti polemik terkait penyelenggaraan kegiatan yang disebut sebagai Malam Munajat 212 di Silang Monas, Kamis (21/2) kemarin, dipandang per1u disampaikan kembali bahwa dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi DKI Jakarta sebagai penyelenggara, sedari awal telah menegaskan bahwa nama kegiatan tersebut adalah 'Senandung Sholawat dan Dzikir Nasional', sekaligus doa untuk keselamatan bangsa. 

Ketua Umum MUI DKI Jakarta. KH Munahar Muchtar menegaskan, "Saya tegaskan sekali lagi. Kegiatan 'Senandung Sholawat dan Dzikir Nasional' kemarin sifatntya adalah untu muhasabah bersama dan berupaya menyejukkan suasana, melalui dzikir bersama. Kita berkumpul, memanjatkan doa kepada Allah SWT untuk menghadirkan kebaikan bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia klta tercinta" 

Apapun ormas atau siapapun orangnya dapat menghadiri kegiaatan yang diinisiasi oleh MUI DKI Jakarta bersama Majelis Taklim Se-Jabodetabek. Ini karena memang terbuka untuk umum. MUI DKI Jakarta menegaskan tidak mengundang secara khusus tokoh-tokoh politik untuk hadir "MUI DKI Jakarta tidak pernah mengirimkan undangan khusus kepada para tokoh politik. Kalaupun ternyata ada beberapa yang hadir, tentu mereka datang sebagai pribadi, seorang warga negara Kami terbuka menerima. tidak melarang mereka untuk hadir. Slapapun tokohnya", Jelas Kyai Munahar.

Kegiatan 'Senandung Sholawat dan Dzikir Nasional' kemarin bebas dari politik praktis, karena tidak ada satupun atribut partai politik atau calon presiden-calon wakil presiden yang ada di lokasi acara, jika ada pedagang yang memanfaatkan momen keramaian untuk berjualan atribut politik, tertentu di luar lokasi kegiatan, tentu MUI DKI Jakarta tidak bisa melarang orang untuk mencari rezeki. 

Sementara terkait insiden kericuhan yang berujung pada intimidasi pada seorang jurnalis, MUI DKI Jakarta menjamin bahwa tidak ada panitia internal yang terlibat. MUI DKI Jakarta sangat mendukung untuk dilakukan pengusutan hingga tuntas terkait kasus tersebut oleh pihak yang berwenang. 

Kyai Munahar tegas mendukung pengusutan hingga tuntas terkait kasus kekerasan tersebut "Kami MUI DKI Jakarta mendukung sepenuhnya pihak berwajib untuk mengusut insiden tersebut setuntas-tuntasnya. Kami mengutuk kekerasan kepada jurnalis yang sedang melakukan tugas jurnalistiknya. Ke depannya, kami berharap tidak terjadi Iagi insiden-insiden serupa'.

Terakhir, MUI DKI Jakarta menghnimbau seluruh pihak untuk menyudahi silang pendapat terkait kegiatan tersebut. "Mari tahan diri tidak mengeluarkan pendapat-pendapat yang dapat memperkeruh suasana. Mari bersama-sama menjaga kesejukkan di tengah masyarakat demi persatuan umat," tutup kyai Munahar.

Majelis Ulama Indonesia Provinsi DKI Jakarta

Ketua Umum, KH Munahar Muchtar HS.

Sekretaris Umum, KH Yusuf Aman, MA.

Sumber: detik.com






Loading...

[Ikuti Medialokal.co Melalui Sosial Media]