Djarek, “The Rediscovery Of Our Marhaenism In Opposing Neo-Kolonialism"


Loading...

BANDUNG, Medialokal.co - Indonesia sebagai negara besar, yang mencita-citakan berdikarinya ekonomi, berdaulat secara politik dan berkpribadian yang berkebudayaan, merupakan harapan para pendiri bangsa terutama presiden pertama Republik Indonesia, Sukarno yang biasa kita sebut Bung Karno.

Marhaenisme, teori sekaligus azas perjuangan yang beliau terapkan dalam mewujudkan suatu tatanan masyarakat tanpa kelas, tatanan masyarakat yang bergotong royong, sebagai lawan alami dalam menghadapi tantangan besar dengan muncul dan "menjalarnya" neo-kolonialism yang tanpa sadar menghisap serta menghipnotis setiap tempat yang dihinggapinya.

Djarek (Djlan Revolusi Kita), yang merupakan diskursus penemuan kembali marhaenisme dalam menentang neo-kolonialism, bukan merubah ataupun mengubah marhaenisme, melainkan menggali serta mencari formulasi baru yang lebih relevan dalam meng-counter hegemoni neokolim yang menjadi candu hari ini.

Museum kota Bandung, menjadi tempat berlangsung nya Djarek (Sabtu, 24 agustus 2019), diskusi yang dihadiri langsung oleh Sukmawati Sukarno Putri sebagai pemateri sekaligus tokoh bangsa, Fidelis sebagai praktisi hukum, Julaiman Saragih dari Nation Character Building, dan hadir juga perwakilan kaum muda, juga komisioner satu Rumah Marhaen Indonesia yaitu Anas Buchorie, dengan berkumpulnya berbagai elemen dan kalangan muda maupun tua diharapkan bisa mengeluarkan suatu gagasan serta menghimpun barisan revolusioner untuk menghapus neokolim dari bumi pertiwi.

Dani Ramdani sebagai ketua pelaksana diskusi Djarek, mengungkapkan amanat revolusi sangat jelas dan tegas, "Hal-hal mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain, diselenggarakan dengan cara seksama untuk mewujudkan Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia."

Merefleksikan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia adalah menyeru kembali untuk bersikap pikir dan berlaku tindak kebangsaan di tanah air Indonesia yang merdeka, yang berpemerintahan negara pada arah dan tujuan revolusi, tujuan sebagai diamanatkan revolusi kemerdekaan 17 Agustus 1945, dimandatkan pula dalam pembentukan pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) pada 18 Agustus 1945.

Kembali Dani Ramdani menuturkan semangat menggebu-nya, "Daulat Rakyat, Daulat Merdeka, Daulat Indonesia. Berpikir, bekerja, bergerak dan berjuang bersama seluruh rakyat menegak kibar kelebat Panji-Panji Revolusi Kita", tutupnya. (Rilis)






Loading...

[Ikuti Medialokal.co Melalui Sosial Media]