Pilihan
Dilema DP Rumah Turun Tapi Bunga KPR Selangit
MEDIALOKAL.CO - Bank Indonesia (BI) menurunkan uang muka atau down payment (DP) untuk kredit pemilikan rumah (KPR) sebesar 5%. Tapi menurut pengembang yang tergabung dalam Real Estat Indonesia (REI), pelonggaran tersebut kurang nendang karena bunga bank masih tinggi.
Bunga bank memang masih terbilang tinggi dibandingkan dengan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 5,25%. Masyarakat akan tetap kesulitan untuk melakukan KPR meskipun uang muka turun sebesar 5%.
Berikut ini ulasan selengkapnya.
Kurang Nendang
Sekjen REI Totok Lusida mengatakan, bunga bank saat ini masih dianggap ketinggian lantaran selisihnya cukup jauh dengan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 5,25%. Oleh karenanya, paling mentok pertumbuhan KPR cuma 2%.
"Ya (penurunan DP KPR) pengaruhnya antara 2% lah. Kalau spreadnya (selisih bunga bank dan bunga BI) turun, nah itu pengaruhnya gede (ke pertumbuhan KPR)," kata dia saat dihubungi detikcom, Minggu (22/9/2019).
Dia menyebutkan, saat ini bunga bank masih di atas single digit. Hal itu memang benar adanya. Berdasarkan catatan detikcom, bunga KPR BTN 10,75%, Bank Mandiri 10,25%, BNI 10,50%. Bahkan menurut Totok bunga bank ada yang memyentuh 12%.
"(Bunga bank) masih kan sekitar 12% ya, bahkan ada yang 14%," sebutnya.
Oleh karenanya, ketika bunga bank dinilai ketinggian, orang-orang akan lebih memilih menaruh uangnya ke deposito maupun pasar saham, ketimbang sektor riil seperti properti.
"Nah sekarang ini orang ini naruh duitnya di deposito, di bursa saham, harusnya ini bisa diputar di ekonomi riil kan. Nah untuk kegiatan itu yang pertama kalau kita ngomong bank spread antara BI Rate dengan kredit itu terlalu besar gitu lho," tambahnya.
Masih Berat Buat Masyarakat
Masyarakat akan tetap kesulitan untuk kredit pemilikan rumah (KPR) meskipun uang muka atau down payment (DP) turun sebesar 5%. Hal itu diungkapkan pengembang yang tergabung dalam Real Estat Indonesia (REI).
"(Bunga bank sekarang) sangat memberatkan (masyarakat melakukan kredit rumah)," kata Sekjen REI Totok Lusida saat dihubungi detikcom, Minggu (22/9/2019).
Yang memberatkan masyarakat, menurut dia karena selisih bunga bank cukup jauh dengan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 5,25%. Sementara kata dia rata-rata bunga bank masih di atas single digit.
"Ya orang merasa berat kan karena salah satu faktor yang paling utama dalam mengukur ekonomi riil adalah spread (selisih) antara BI Rate dengan (bunga) kredit," jelasnya.
Kondisi itu lah yang dia nilai membuat orang menganggap bunga bank terlalu tinggi. Sebenarnya, menurut Totok, tingginya bunga bank sangat relatif. Bila kondisi ekonomi sedang bagus, tingginya bunga bank tidak terlalu masalah.
"Kalau bunga bank itu relatif ya. Dulu waktu bunga bank 17% kita juga bisa jalan, asal ekonominya jalan," sebutnya.
sumber:detik.com


Berita Lainnya
Setetes Darah untuk Kemanusiaan: Polres Pelalawan Gelar Aksi Donor Darah Semarakkan HUT Polairud ke-75
Satpolairud Polres Inhil Gelar Donor Darah Bersama Instansi Maritim Sambut HUT ke-75 Polairud Tahun 2025
Babinsa Koramil 09/Kemuning; Makan Bergizi Gratis untuk Meningkatkan Kualitas Gizi Anak Sekolah
Babinsa 'Blusukan' di Kampung Pancasila: Sentuhan Humanis Sertu Ichlas Manalu Curi Perhatian Warga
Patroli Tapal Batas: Babinsa Serka N. Sipayung Pastikan Wilayah Kempas Bebas Api dan Asap
Koramil 04/Kuindra Terus Lakukan Patroli Tapal Batas untuk Keamanan
Setetes Darah untuk Kemanusiaan: Polres Pelalawan Gelar Aksi Donor Darah Semarakkan HUT Polairud ke-75
Satpolairud Polres Inhil Gelar Donor Darah Bersama Instansi Maritim Sambut HUT ke-75 Polairud Tahun 2025
Babinsa Koramil 09/Kemuning; Makan Bergizi Gratis untuk Meningkatkan Kualitas Gizi Anak Sekolah
Babinsa 'Blusukan' di Kampung Pancasila: Sentuhan Humanis Sertu Ichlas Manalu Curi Perhatian Warga
Patroli Tapal Batas: Babinsa Serka N. Sipayung Pastikan Wilayah Kempas Bebas Api dan Asap
Koramil 04/Kuindra Terus Lakukan Patroli Tapal Batas untuk Keamanan