Dilaporkan ke Polisi karena Disebut Bubarkan Shalat Jumat, Ini Kata Bu Camat


Loading...

MEDIALOKAL.CO - Ulfah Lanto, Camat Ujung, Kota Parepare, Sulawesi Selatan (Sulsel), angkat bicara soal tudingan penodaan agama yang ditujukan ke dirinya karena membubarkan salat Jumat di masjid setempat. 

Ulfah menegaskan bukan dia yang membubarkan salat Jumat warga.

"Bukan saya yang masuk ke masjid teriak 'bubar' ke jemaah, tapi itu ada 2 tokoh masyarakat setempat yang masuk menyampaikan agar jemaah mendengarkan imbauan pemerintah," ujar Ulfah Lanto seperti dikutip dari detikcom, Kamis (30/4/2020).

Ibu Ulfah menjelaskan peristiwa pada Jumat (17/4) itu bermula saat ia dan sejumlah jajaran Gugus Tugas COVID-19 Kecamatan Ujung, seperti polisi militer, lurah, Kapolsek, Danramil, serta KUA, memantau sejumlah masjid di wilayah Kecamatan Ujung, dengan maksud mengimbau warga agar sementara tidak melaksanakan salat Jumat dulu karena ada ancaman wabah Corona.

Masjid Ar Rahma atau lokasi keributan yang dimaksud merupakan masjid terakhir yang dikunjungi tim Gugus Tugas COVID-19 pada hari itu. 

Tepat pada pukul 10.30 Wita, Ulfah dan timnya tiba di halaman masjid yang pada saat itu belum ada jemaah. Alhasil, tim memberi imbauan agar tak dilaksanakan salat Jumat dulu melalui pengeras suara masjid.

"Sampai di sana, pukul 10.30 Wita, kondisi masjid (Ar Rahma) masih kosong. Jadi saya bilang ke Pak KUA-nya, 'Pak KUA, mumpung masjid ini masih kosong, belum ada jemaah, silahkan Bapak masuk memberikan imbauan ke masyarakat melalui pengeras suara bahwa hari ini tidak dilaksanakan salat Jumat dulu," ucap Ulfah. Dia menjelaskan kejadian awal saat Tim Gugus Tugas COVID-19 tiba di Masjid Ar Rahma.

"Akan tetapi yang dilaksanakan hanya azan yang menandakan bahwa waktu salat Zuhur sudah masuk dan diharapkan semua masyarakat kembali ke rumah masing-masing untuk melaksanakan salat Zuhur," imbuhnya.

Kendati imbauan telah diberikan, lanjut Ulfah, rombongan jemaah tetap berdatangan ke masjid. Mereka tetap melaksanakan ibadah Jumat seperti biasa.

Kondisi jemaah yang terus berdatangan tersebut membuat Ulfah dan timnya menutup pintu dan pagar masjid agar perkumpulan jemaah tidak semakin bertambah. Ulfah mengatakan saat itu timnya memilih berjaga di depan masjid.

"Melihat kapasitas di dalam sudah semakin banyak, berinisiatiflah POM untuk menutup pintu, pagar, jangan sampai bertambah masyarakat yang datang kita tidak tahu latar belakangnya dan dia masuk lagi semua akhirnya ditutup," kata Ulfah.

"Saya bilang juga cocok Pak, yang di dalam saja kita jagai, yang belum masuk ndak usah masuk, saya bilang," imbuhnya.

Saat berjaga di depan masjid inilah tiba-tiba datang dua tokoh masyarakat setempat. Ulfah mengaku mengenal kedua tokoh masyarakat tersebut.

"Saya tahu persis orangnya. Dia bilang, 'Bu Camat, di dalam itu ada apa,' saya jawab, 'Tidak tahu juga, Pak, kayaknya lagi khotbah,'" ujar Ulfah menirukan isi percakapannya dengan kedua tokoh masyarakat tersebut.

Kedua tokoh masyarakat ini lantas meminta Ulfah agar diberi izin menyampaikan kepada masyarakat untuk tidak usah melaksanakan salat Jumat.

"Berhubung orang ini saya kenal persis bahwa dia tokoh masyarakat. Salah satunya itu mantan Ketua Panitia masjid dan donatur tetap, jadi pemikiran saya dia masuk dia didengar masyarakat, jadi saya bilang, 'Oh iya kalau memang kita mau masuk silakan mi Pak,' akhirnya masuk mi kan dalam video 2 orang tokoh itu," katanya.

"Cuma memang pas dia masuk langsung dia naikkan tangannya bilang 'bubar-bubar'. Jadi demi Allah, bukan saya yang berteriak 'bubar' itu. (Tapi) salah satu tokoh masyarakat ini, tapi tujuannya tetap imbauan, dia tujuannya membantu pemerintah," pungkas Ulfah. (*)

Sumber: detik.com






Loading...

[Ikuti Medialokal.co Melalui Sosial Media]