Kitab Kuno di Aceh Ini Sudah Ramalkan Gempa Lombok dan Tsunami Aceh Sejak Abad ke-18
MEDIALOKAL.CO — Belum lama ini terjadi gempa di NTB terjadi pada Minggu, 5 Agustus 2018. Gempa ini mengakibatkan ratusan bangunan rusak dan puluhan korban meninggal dunia. Selain itu, sejarah mencatat juga pernah terjadi gempa dahsyat di Aceh pada tahun 2005 silam.
Namun ternyata, semua bencana alam tersebut sudah tercatat pada kitab kuno yang ada di Aceh. Pada kitab tersebut dijelaskan pada Minggu, 5 Agustus 2018 atau 23 Dzulkaidah 1439 H, sekitar pukul 18.46 WIB. Bisa diutarakan bahwa gempa terjadi sewaktu Maghrib.
“Jika pada Bulan Dzulkaidah gempa ketika Magrib alamat orang kaya banyak mati,” ungkap Istiqamatunnisaq saat membaca kitab yang dibuat tahun 1725 tersebut.
Maksud dari kalimat itu adalah, akan banyak orang yang meninggal akibat gempa. Istiqamatunnisaq juga membacakan gempa yang terjadi di waktu-waktu lainnya.
Bahkan, gempa dengan disusul Tsunami yang terjadi di Aceh pada Minggu 26 Desember 2004 silam dalam waktu Dhuha (pagi) juga tertera di kitab tersebut.
“Jika pada Bulan Dzulkaidah gempa, pada ketika Subuh alamat segala buah-buahan menjadi dalam pohon itu. Jika pada ketika Dhuha alamat bala akan datang kepadanya Tsunami. Jika ketika Zuhur alamat hujan sangat akan datang kepadanya. Jika ketika Ashar alamat baik negeri itu padanya. Jika pada jika pada ketika magrib alamat orang kaya banyak mati. Jika pada Isya alamat orang yang dari jauh akan datang ke negeri itu padanya,” bacanya.
“Bab jika pada bulan Dzulhijjah lembu-lembu banyak, bermula air kurang pada tahun itu. Bermula jikalau pada malamnya gempa alamat orang banyak sakit adanya pada tahun itu,” baca Istiqamatunnisaq lagi.
Sementara itu, kolektor manuskrip kuno sekaligus pemilik kitab, Tarmizi A Hamid, mengatakan, Indonesia memang daerah yang rawan akan gempa.
“Ulama dulu menulis manuskrip Aceh sesuai dengan peristiwa, jadi dengan adanya manuskrip gempa yang begitu lengkap, begitu detil, berarti negara kita ini dikepung oleh bencana atau rentan dengan bencana,” kata Tarmizi atau dikenal dengan Cek Midi.
Soal siapa penulis kitab tersebut, ia tidak mengetahuinya, namun dapat dipastikan bahwa kitab itu ditulis oleh para ulama dan pemikir sufi sekitar abad ke-18. Hal itu berdasarkan watermark yang ada pada kertas. (tipstren.com)
Berita Lainnya
Safari Ramadan BUMN 2024, PLN Berikan 1.000 Paket Sembako Murah ke Masyarakat Lombok Tengah
Bulan Ramadan, Yayasan Baitul Maal PLN Kembali Salurkan Bantuan Anak Yatim, Dhuafa Hingga Kaum Difabel
Terus Dukung Hilirisasi, PLN Tambah Daya Listrik Industri Nikel di Kalimantan Timur
Hari Pertama Ramadhan, Personil PLN Terus Percepat Recovery Tower Terdampak Banjir dan Longsor
PLN Cepat Tanggap Tangani Gangguan Beberapa Tower Terdampak Banjir & Tanah Longsor di Sumatera Barat
Dirut PLN Raih Best CEO of Communications, PLN Jadi Best of The Best Communications dengan 12 Penghargaan dari Menteri BUMN di Ajang BCOMSS 2024
Safari Ramadan BUMN 2024, PLN Berikan 1.000 Paket Sembako Murah ke Masyarakat Lombok Tengah
Bulan Ramadan, Yayasan Baitul Maal PLN Kembali Salurkan Bantuan Anak Yatim, Dhuafa Hingga Kaum Difabel
Terus Dukung Hilirisasi, PLN Tambah Daya Listrik Industri Nikel di Kalimantan Timur
Hari Pertama Ramadhan, Personil PLN Terus Percepat Recovery Tower Terdampak Banjir dan Longsor
PLN Cepat Tanggap Tangani Gangguan Beberapa Tower Terdampak Banjir & Tanah Longsor di Sumatera Barat
Dirut PLN Raih Best CEO of Communications, PLN Jadi Best of The Best Communications dengan 12 Penghargaan dari Menteri BUMN di Ajang BCOMSS 2024