Pencarian Korban Dihentikan Sementara, Gunung Semeru Kembali Erupsi


Loading...

SURABAYA, MEDIALOKAL.CO -- Pencarian korban hilang akibat erupsi Gunung Semeru dihentikan sementara. Keputusan ini menyusul Semeru yang kembali erupsi pada Kamis (16/12).

"Semua personel SRU 1, SRU 2, SRU 3 ditarik dari lokasi pencarian menuju ke titik aman, kemudian ke posko. Pencarian hari ini dihentikan sementara," kata Kepala Kantor SAR Surabaya selaku SAR Mission Coordinator (SMC) Hariadi Purnomo.

Pada pagi ini, Semeru kembali mengeluarkanmeterial lahar dan awas panas guguran. Saat itu, warga setempat pun lari berhamburan.

Hal itu dilaporkan oleh warga Sumberwuluh, Candipuro, Kabupaten Lumajang, Ahmad Samiludin (48). Kejadian itu terjadi sekitar pukul 09.00 Wibwaktu setempat.

"Saya sedang di Balaidesa Sumberwuluh, warga sini dan Kampung Renteng langsung lari semua ke bawah," kata Ahmad saat dikonfirmasi CNNIndonesia.com, Kamis (16/12).

Sebelum erupsi kembali terjadi, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan pencarian korban hilang akibat erupsi Semeru di Lumajang, Jawa Timur masih terus dilakukan.
 

Hingga Rabu (15/12) tercatat 56 korban meninggal dunia akibat erupsi Gunung Semeru. Sebanyak 47 korban ditemukan di lokasi, sedangkan sembilan korban lainnya meninggal di rumah sakit. Sementara, 36 orang masih dalam pencarian.

Loading...

"Tim gabungan masih terus melakukan pencarian korban yang dinyatakan hilang," kata Plt. Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dalam keterangan resmi yang CNNIndonesia.com terima, Kamis (16/12).

Muhari mengatakan pada Kamis (16/12) pencarian korban hilang berfokus di tiga lokasi yang sebelumnya telah direncanakan, yakni, Tambang Pasir, Kebon Deli, dan Kajar Kuning.

Pencarian tersebut juga mengerahkan sejumlah alat berat seperti 19 unit ekskavator, 2 unit buldozer, 7 unit dumtruck, 2 unit backhoe loader, 1 unit crane charge, 1 unit mobil DU Brimob, dan 1 mobile water treatment. Alat berat ini terletak di beberapa titik di Candipuro dan Pronojiwo.

Muhari menyebut sejumlah organisasi dan relawan terlibat dalam pencarian yang dikomandoi Basarnas.
Lebih lanjut, Muhari meminta agar warga yang antusias melihat kondisi dampak erupsi Semeru tidak berada di lokasi pencarian. Sebab, hal itu akan menghalangi proses evakuasi.

"Karena akan menjadi kendala tersendiri, apabila jalur evakuasi dan pencarian tidak steril dari aktivitas para warga setempat," kata Muhari.

Lebih lanjut, Muhari melaporkan hingga saat ini masih terdapat ribuan pengungsi yang tersebar di berbagai kecamatan di Lumajang, yakni1.518 pengungsi di tujuh titik Pasirian, 4.563 pengungsi di 8 titik Candipuro, dan 1.056 pengungsi di Pronojiwo.

Kemudian, 334 pengungsi di Sukodono, 312 di Sumbersuko, 421 pengungsi di Lumajang, 97 pengungsi di Yosowilangun, 197 pengungsi di Pasrujambe, dan 31 pengungsi di Randuagung.
Kemudian, 73 pengungsi di Tekung, 152 pengungsi di Senduro, 95 pengungsi di Jatiroto, 171 pengungai di Kunir, dan 55 pengungsi di Klakah.

Selain itu, Muhari juga melaporkan 59 jiwa mengungsi di Kedungjajang, 21 jiwa di Gucialit, 205 di Padang, 49 di Ranuyoso, 60 jiwa di Rowokangkung, 693 jiwa di Tempeh.

"Total pengungsi yang tercatat 10.565 jiwa," kata Muhari.

Sebelumnya, Gunung Semeru meletus pada Sabtu (4/12). Selain mengakibatkan puluhan korban jiwa dan hilang, ribuan rumah dan beberapa fasilitas publik juga rusak.(*)
 






Loading...

[Ikuti Medialokal.co Melalui Sosial Media]