Rokok Kretek dan Filter, Mana yang Lebih Berbahaya?


Loading...

MEDIALOKAL.CO - JUMLAH perokok aktif di Indonesia terus bertambah secara signifikan. Sejak tahun 2012 hingga saat ini, jumlahnya diprediksi telah mencapai 60 juta orang. Tren merokok juga telah merambah pada kalangan anak-anak dari usia 10 tahun-14 tahun.

Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI), tingkat merokok di kalangan anak terus meningkat dengan cepat, hingga membuat Indonesia menjadi negara dengan proporsi perokok muda terbesar di kawasan Asia Pasifik.

Padahal, para ahli medis telah menekankan bahwa kebiasaan merokok dapat memicu berbagai masalah kesehatan yang serius, salah satunya kanker. Tidak hanya itu, menurut Dr. dr. Sita Andarini, PhD, SpP(K), Pulmonologist dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, kanker yang ditimbulkan dari kebiasaan merokok itu berbeda-beda, tergantung dari jenis rokok yang diisap.

"Semua jenis rokok itu berbahaya, tapi kretek lebih berbahaya lagi. Rokok jenis ini diberi spice atau cengkeh yang mengandung minyak atsiri. Kandungan di dalam minyak inilah yang dapat memicu timbulnya sel kanker jika dihisap secara terus-menerus," ujar Dr. dr. Sita Andarini, di kawasan Jakarta Pusat, Kamis (28/2/2019).

Loading...

Lebih lanjut, Sita menjelaskan, kanker yang disebabkan oleh rokok kretek meliputi kanker mulut hingga rongga besar. Sementara untuk rokok filter sendiri, cenderung menyasar sistem darah perifer sehingga bisa memicu kanker adenokarsinoma.

Berdasarkan data yang berhasil dihimpin Okezone, kanker filter terdiri dari 12.000 serabut yang terbuat dari selulosa asetat. Serabut ini bisa ikut terhisap ke dalam paru-paru bersamaan dengan asap rokok.

Selain itu, rokok filter juga memiliki dampak negatif terhadap lingkungan. Alasannya karena selulosa asetat tidak dapat diurai oleh alam, sehingga jumlahnya dapat terus menumpuk. Bahkan, diperkirakan lebih dari 845.000 ton filter rokok dibuang setiap tahunnya. sehingga dapat mencemari lingkungan.

"Intinya semua jenis rokok itu berbahaya. Jangan terkecoh juga dengan rokok elektrik. Penelitian baru-baru ini menyebutkan, air seni para perokok elektrik justru mengandung nikotin lebih tinggi dibanding perokok konvensional. Jadi kalau bisa berhenti merokok, kenapa tidak?" tukas dr. Sita.

Sumber: okezone.com






Loading...

[Ikuti Medialokal.co Melalui Sosial Media]