Penyakit Kusta Bukan Kutukan, Bisa Disembuhkan!


Loading...

MEDIALOKAL.CO - Penyakit kusta juga dikenal dengan nama morbus hansen atau lepra, yaitu infeksi kulit kronis yang disebabkan bakteri Mycobacterium leprae.

Bakteri ini memerlukan waktu 40 hari-40 tahun untuk berkembang dalam tubuh. Tanda dan gejala kusta bisa muncul 1-20 tahun setelah bakteri menginfeksi tubuh penderita. Dr Made Sanitca Indah dari Eka Hospital mengatakan, kusta termasuk penyakit tertua dalam sejarah yang dikenal sejak 1400 sebelum masehi.

Kusta adalah salah satu penyakit yang ditakuti karena dapat menyebabkan kecacatan, mutilasi (terputusnya salah satu anggota gerak seperti jari), ulserasi (luka borok) dan lainnya. "Gejala kusta yang paling mendasar adalah bercak pucat atau merah yang mati rasa atau baal pada kulit dan penebalan saraf.

Kondisi ini menyebabkan penderitanya tidak bisa merasakan perubahan suhu sehingga kehilangan sensasi sentuhan dan rasa sakit pada kulit," ucap dr Made. Menurutnya, hal tersebutlah yang menyebabkan penderita rentan mengalami kecacatan karena saraf mereka rusak sehingga tidak merasakan sakit meskipun jari putus.

Loading...

Tanda dan gejala kusta sering menyerupai penyakit lain dan terkadang menyebabkan terlambatnya penanganan sehingga penyakit itu disebut juga sebagai the great immitator . Beberapa penyakit yang mirip kusta adalah vitiligo dan penyakit jamur pada kulit.

"Segera konsultasikan kepada dokter jika menemukan gejala di atas. Dokter akan memeriksa untuk menegakkan diagnosis. Tujuan utama pengobatan kusta adalah memutuskan mata rantai penularan, menurunkan angka kejadian penyakit, mengobati dan menyembuhkan pasien, serta mencegah kecacatan," ungkap dr Made.

Untuk mencapai kesembuhan dan mencegah resistensi, obat kusta akan menggunakan kombinasi beberapa obat yang disebut multidrug treatment (MDT). Kombinasi obat kusta yang biasanya digunakan dalam terapi MDT terdiri dari dapsone, rifampisin, clofazimine , ada pula obat alternatif, yaitu ofloksasin, minosiklin, dan klaritomisin .

Dr Made menuturkan, variasi obat tersebut bekerja menghambat pertumbuhan dan membunuh bakteri Mycobacterium leprae. Dokter akan menentukan jumlah, jenis, dan dosis obatnya sesuai jenis lepra yang diderita. Jenis lepra juga memengaruhi lamanya pengobatan.

"Obat kusta harus diminum rutin, umumnya dalam waktu 6 bulan-2 tahun. Pemerintah Indonesia telah menggratiskan pengobatan untuk penyakit ini," ujarnya.

Sementara itu, pembedahan juga kadang dilakukan untuk memperbaiki bentuk tubuh penderita yang cacat dan mengembalikan fungsi anggota tubuh dengan alat bantu tubuh seperti kaki palsu guna mempertahankan kualitas hidup penderita. Dr Made menambahkan, kusta adalah penyakit yang bisa disembuhkan.

Namun, stigma negatif di masyarakat sering menyebabkan munculnya diskriminasi terhadap penderitanya. "Perlu ditekankan bahwa kusta adalah suatu penyakit yang disebabkan infeksi bakteri dan seseorang tidak akan tertular hanya karena bersalaman dengan penderita, duduk bersebelahan, duduk bersama di meja makan. Kusta juga tidak ditularkan dari ibu ke janin," papar dr Made.

Menurutnya, gerakan terpadu untuk memberikan informasi mengenai penyakit kusta terhadap masyarakat, terutama di daerah endemik, merupakan langkah penting dalam mendorong para penderita untuk mau memeriksakan diri, mendapatkan pengobatan, dan agar mereka tidak dikucilkan masyarakat.

"Sampai saat ini belum ada vaksin pencegah kusta. Diagnosis dini dan pengobatan yang tepat merupakan pencegahan yang paling baik untuk mencegah kecacatan dan penularan lebih luas," katanya.

Sumber: okezone.com






Loading...

[Ikuti Medialokal.co Melalui Sosial Media]