Akuisisi Anak Usaha PNM, Bank BTN Incar Dana Tapera


Loading...

MEDIALOKAL.CO – PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) membeli 30% saham PT Permodalan Nasional Madani Investment Management (PNMIM). Saham 30% yang dibeli merupakan anak usaha dari PT Permodalan Nasional Madani (PNM).

Direktur Utama Bank BTN Maryono mengatakan, dengan akuisisi ini diharapkan bisa mendorong lini bisnis perseroan di bidang penyaluran kredit perumahan. Apalagi dengan adanya Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) yang baru saja dibentuk oleh pemerintah beberapa waktu lalu.

"Manfaatnya misalnya dengan adanya Investment Management (IM) ini kita dapat dana kelolaan dari Tapera," ujarnya dalam acara penandatanganan di pembelian saham PT PNM di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (22/42019).

Menurut Maryono, dengan adanya IM ini cukup banyak dana kelola yang didapatkan dari Tapera. Dirinya mencontohkan misalnya dari Rp140 triliun yang berasal dari Tapera Rp 50 triliun di antarannya bisa didapatkan oleh Bank BTN.

Loading...

"Misalnya kita punya dana, misalnya Tapera punya 114%, kita punya potensi dapat Rp 50 triliun kalau kita punya manajer investasi yang baik," jelasnya.

Menurut Maryono potensi penyaluran Tapera sangat besar. Apalagi menurutnya kebutuhan akan hunian bagi masyarakat sendiri masih sangat tinggi. Bahkan menurutnya, angka backlog rumah saat ini masih di kisaran 11 juta. Artinya, masih banyak sekali potensi yang bisa terus digali dari Tapera ini.

"Angka backlog masih kurang lebih 11 juta," ucapnya.

Ditambah lagi lanjut Maryono, pemerintah juga memberikan dukungan khusus masalah perumahan ini. Adalah dengan program satu juta rumah serta berbagai macam skema Kredit Pemilikan Rumah (KPR) subsidi yang diberikan.

"Pemerintah telah melakukan program stu juta rumah maka dalam hal ini bank BTN diperlukan sebagai leader di perumahan," jelasnya. 

Cara BTN Raup Rp50 Triliun dari Dana Tapera

PT Bank Tabungan Negara (BTN) mengincar dana Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) yang lebih besar lagi pasca akuisisi anak usaha dari PT Permodalan Negara Madani (PNM). Adapun dana pengelolaan Tapera yang diincar oleh Bank BTN adalah sebesar Rp50 triliun.

Direktur utama Bank BTN Maryono menjelaskan bagaimana Bank BTN bisa mendapatkan dana kelola Tapera dari akuisisi ini. Menurut Maryono, dengan akuisisi ini maka Bank BTN memiliki anak usaha dari PNM yakni PNM Investment Management (PNMIM).

PNMIM sendiri saat ini sudah berjalan dan performancenya pun cukup menjanjikan. Bagaimana tidak, saat ini PNMIM ini berada di peringkat 26 dengan dana kelola mencapai Rp8 triliun.

"Kan saya udah jelasin, jadi PNMIM ini sudah jalan. Performancenya juga luar biasa. Dia sudah punya 8 triliun dan rankingnya 26 di Indonesia," ujarnya saat ditemui di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (22/4/2019).

Dengan diambilnya PNMIM oleh Bank BTN, maka produknya akan semakin luas termasuk mencakup sektor perumahan. Sebab menurut Maryono, Bank BTN sendiri merupakan Bank plat merah yang memang fokus menyalurkan kredit perumahan.

"Dengan adanya BTN masuk maka nanti produk produknya akan lebih luas lagi. Terutama yang dibilang Pak Gatot, pertama bisa mengelola dana yang dikelola Tapera yang jumlahnya begitu banyak yang sehingga kalau kita punya IM sendiri potensi IM PNM ini akan lebih cepat berkembangnya," katanya.

Bank BTN sendiri memang mengincar Rp50 triliun dana kelola Tapera pasca-akuisisi anak usaha PNM tersebut. Angka tersebut belum termasuk pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang memang juga menjadi fokus Bank BTN.

Sebagai gambaran, Bank BTN sendiri menyediakan beberapa produk KPR baik subsidi maupun non subsidi. Khusus untuk subsidi sendiri ada beberapa produk misalnya Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) hingga Subsidi Selisih Bunga (SSB).

"Kalau kita hitung hitungan kasar, dana kelola Tapera itu sekitar Rp114 triliun kalau menggunakan seluruh Indonesia. Kalau dari Rp114 triliun kalau kita punya IM, kita bisa mendapatkan dana kelola itu Rp50 triliun. Belum termasuk membiayai KPRnya," katanya.

Menurut Maryono, dari dana kelola sebesar Rp50 triliun itu bisa untuk membiayaai KPR subsidi maupun non subsidi. Jika dalam satu rumah adalah seharga Rp150 miliar saja, maka

sudah 3 juta rumah lebih yang bisa dibackup.

"Ya tergantung rumahnya, kalau rumahnya Rp150 miliar, itu bisa 3 jutaan unit," ucapnya. 

Sumber: okezone.com

 






Loading...

[Ikuti Medialokal.co Melalui Sosial Media]