Rumah Marhaen Indonesia: Peran Ibu Sebagai Madarasah Pertama Mengenalkan Pancasila


Loading...

BANDUNG, Medialokal.co - Gejala globalisasi teknology, ekonomi dan sosial politik telah menggeser nilai nilai budaya dan mengancam generasi bangsa di Indonesia. 

Ada beberapa faktor yang mendasari pergeseran nilai budaya tersebut seperti maraknya virus ideology transnasional contonya berita berita di media sosial yang  viral beberapa bulan yang lalu di perbincangkan yakni anak anak Taman Kanak kanak yang memakai cadar, Anak SMA yang berbangga hati masuk Hizb ut-Tahrir.

Faktor kedua ialah hadirnya teknology yang dikendalikan pasar bebas sehingga anak anak mudah mendapatkan komoditasnya seperti yang sering kita lihat dipublik yakni aktivitas sehari hari anak anak hanya bermain hanpone dan games online yang berdampak menyita waktu dan malas belajar.

Kemudian faktor ketiga ialah paham khilafah yang di bawa hisbut tahrer membuat generasi bangsa menjadi sempit, ekstrimis dan tidak mencintai budaya dan kebangsaannya. Dengan dalil apapun Hizb ut-Tahrir secara legal dan sah dibubarkan melalui peraturan pemerintah yang melarang organisasi ekstrimisme hadir di Indonesia.

Ancaman kebangsaan yang muncul setelahnya adalah menebarnya anggota Hizb ut-Tahrir ke masyarakat dan instansi pemerintahan seperti BUMN menghimpun basis dan melakukan Bom waktu dikemudian hari bila golongan nasionalis dan kebangsaan diam dan berbicara romantika rekonsiliasi saja.

Menurut komisoner rumah marhaen Indonesia Bung Anas Bukhori mengatakan bahwa dari ketiga faktor yang dominan itu perlu peranan ibu dalam keluarga kedepan menjadi sangat vital dalam menjaga kedaulatan bangsa hari ini, ia sebagai madrasah pertama anak anaknya mengenal tentang pancasila, mengenal tentang kebangsaan, kebudayaan dan lain sebagianya, maka perlu didampingi dan support agar supaya ibu ibu dapat memaksimalkan literasi kebangsaan dengan materi materi sesuai dengan UU dasar dan kekinian.

"Kami dari rumah marhaen Indonesia sangat betul-betul yakin bahwa persoalan kebangsaan hari ini dari dampak globalisasi dapat ter atasi bilamana peran ibu dalam keluarga dioptimalkan, sebetulnya bukan hanya ibu, tapi juga kepala rukun keluarga yang siap menjadi madrasah pertama bagi anak anaknya mengenal pancasila lebih komperhensif, kebudayaan bangsa dan tokoh tokoh pahlawan nasional, mengingat inilah faktor yang menjadi sumbu nya bangsa, dimana bila generasi dikedepan diputuskan dari akar sejarhanya, maka runtuhlah sendi sendi bangsa kita". Ujar Anas Bukhori.

Ia menambahkan dalam waktu dekat rumah marhaen indonesia akan meng agendakan Suatu program yang khusus untuk membumikan pancasila sesuai dengan tiga faktor kondisi hari ini yang mengancam kebangsaan.

"Kami akan mengagendakan suatu program yang kongkret bagaimana pembumian pancasila sungguh sungguh dijalankan, pembumian pancasila bukan sekedar seminar, bukan sekedar merayakan agustusan, bukan sekedar diskusi tematik. Namun perlu peng advokasian pendidikan bagi masyarakat, khususnya dari hasil penelitian kita yakni peran ibu rumah tangga," tandasanya. (Rilis)






Loading...

[Ikuti Medialokal.co Melalui Sosial Media]