Batam, — Dalam rangka menyambut Hari Pahlawan 10 Oktober 2025 , Gerakan Pemuda Nusantara (GPN) Kota Batam menggelar Dialog Refleksi Satu Tahun Pemerintahan Prabowo–Gibran dan Pemerintah Daerah Kepulauan Riau–Kota Batam, dengan tema “Pemuda Kepri Menjunjung Tinggi Nilai Sopan Santun dalam Menyelesaikan Permasalahan.” Kegiatan berlangsung di Ballroom Hotel Golden View, Bengkong, Batam, (8/11/2025)

Dialog tersebut menghadirkan sejumlah narasumber, antara lain Anggota Komisi III DPRD Kota Batam Ir. H. Suryanto, akademisi Dr. Sumardin, SE., M.Si., M. Sidik, SE., MM., serta Kesbangpol Batam, Damanhuri. Sebagai peserta dihadiri oleh mahasiswa Universitas Ibnu Sina Batam, Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), lembaga swadaya masyarakat, dan warga Bengkong.

Anggota Komisi III DPRD Batam Ir. H. Suryanto menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya dialog ini sebagai ruang refleksi dan diskusi yang sehat antara pemuda dan pemerintah.
“Hari ini adik-adik mahasiswa berdiskusi tentang refleksi satu tahun pemerintahan Prabowo–Gibran, baik di tingkat nasional maupun daerah. Kami berterima kasih telah diundang, dan berharap kegiatan seperti ini terus berlanjut,” ujarnya.

Ia menegaskan pentingnya kolaborasi antara mahasiswa, pemuda, dan legislatif dalam membangun masyarakat yang kritis namun santun.
“Kami terbuka menerima masukan dan aspirasi. Tugas kami memang menjaring sebanyak mungkin ide dan nilai dari masyarakat, termasuk dari mahasiswa,” tambahnya.

Menurut Suryanto, kegiatan seperti ini mampu memperkuat peran mahasiswa dan pemuda sebagai civil society yang berfungsi mengontrol jalannya pemerintahan.
“Kami akan terus mendukung kegiatan mahasiswa dan pemuda agar gerakannya membentuk masyarakat sipil yang kuat. Ini penting sebagai fungsi kontrol sosial terhadap eksekutif dan legislatif,” katanya.

Lebih lanjut, Suryanto menekankan bahwa perbedaan pendapat tidak boleh diartikan sebagai sikap tidak sopan.
“Berdebat keras itu boleh, asal disertai data dan tidak menggunakan kata-kata kotor. Justru perdebatan yang sehat melahirkan kebenaran dan pemikiran kritis. Budayakan berpikir kritis dan berani menyampaikan pendapat. Kritis bukan berarti kasar, tapi bentuk kecerdasan akademis yang harus terus dijaga,” tegasnya.

Ketua Panitia GPN Kepri Rizki Firmanda  menjelaskan, kegiatan ini awalnya direncanakan dalam bentuk penyampaian aspirasi di ruang publik. Namun, demi menjaga kondusivitas, pihaknya memilih untuk melaksanakan dalam bentuk dialog terbuka.
“Sebagai pemuda, kami memiliki peran strategis dalam memberikan masukan konstruktif bagi pemerintah. Melalui dialog ini, kami ingin menunjukkan bahwa kritik, saran, dan gagasan bisa disampaikan dengan cara santun, beretika, dan menjunjung tinggi nilai-nilai kebangsaan,” ujarnya.

Selain dialog, kegiatan juga dirangkaikan dengan pembagian 100 sembako kepada warga sekitar sebagai bentuk kepedulian sosial.
“Melalui momen Hari Pahlawan, kami ingin menularkan semangat sosial kepada pemuda agar terus berbuat positif dan peka terhadap kondisi masyarakat. Sebagai generasi muda, kami tidak hanya mengkritik, tetapi juga melihat langsung dampak kebijakan pemerintah terhadap rakyat. Jika kebijakan baik, tentu kami dukung, namun bila berdampak buruk, itulah yang akan kami kritisi secara konstruktif,” tambahnya.

Ia menegaskan, kegiatan seperti ini akan terus digelar secara berkala sebagai bentuk konsistensi pemuda dalam menjaga arah pembangunan bangsa.
“Jika ada kebijakan pemerintah yang perlu dikritisi, kami akan tetap menyampaikan saran dan masukan secara santun dan membangun — karena pemuda adalah bagian penting dalam menjaga arah pembangunan bangsa,” katanya.

Di akhir acara, panitia menyerahkan piagam penghargaan kepada para narasumber dan moderator, dilanjutkan dengan pembagian ratusan sembako kepada mahasiswa serta masyarakat sekitar. Kegiatan kemudian ditutup dengan sesi foto bersama penuh keakraban dan semangat kepemudaan.