Niatnya Mau Balas Budi ke Teman, Pemuda Ini Nekat Kirim Kepala Ayam Berisi Narkoba ke Lapas

Femo, tersangka kasus narkoba di dalam kepala ayam, di Mapolres Klaten, Rabu (20/5/2020). (Foto: Solopos/Ponco Suseno) 

Loading...

MEDIALOKAL.CO - Ada-ada saja, seorang pria bernama Wahyu Nugroho Dwi Prayitno alias Femo (23) warga Klaten, Jawa Tengah (Jateng) nekat mengirim kepala ayam berisi narkoba. 

Femo nekat mengirim paket makanan berisi narkoba demi memenuhi permintaan sahabatnya di dalam Lembaga Pemasyarakatan (LP) Kelas II B Klaten.

Femo sebelumnya merupakan narapidana di LP tersebut atas kasus narkoba. Dia bebas karena program asimilasi di tengah pandemi Covid-19

Di penjara dia berjumpa sesama narapidana dan akhirnya berkawan baik. Alasan persahabatan inilah yang membuat Femo nekat mengirimkan paket makanan berisi narkoba. Femo ditangkap Satnarkoba Polres Klaten Rabu (13/5/2020) pukul 23.30 WIB.

Loading...

Di hadapan anggota polisi, Femo mengaku ingin membalas budi ke temannya yang masih menjalani masa hukuman di LP Kelas II B Klaten. Selama di LP Kelas II B Klaten, Femo sering dikasih rokok, makanan, dan lainnya oleh Jujuk.

“Saya ingin balas budi saja. Saya ditangkap di Kulonprogo (saat bekerja sebagai buruh bangunan),” kata Femo dikutip dari Solopos.com, Kamis (21/5/2020).

Berdasarkan data yang dihimpun sebelumnya, Femo yang terjerat kasus narkoba harus menjalani hukuman selama 10 bulan di LP Kelas II B Klaten. Selama menjalani masa hukuman itu, Femo berteman baik dengan Jujuk Hariyanto (37) warga asli Semarang Utara, Kota Semarang. Di hadapan Femo, Jujuk dianggap sebagai seorang kakak yang baik.

“Kami memperoleh info dari LP, Rabu (13/5/2020) pukul 10.30 WIB. Lalu, kami menangkap Femo di Kulonprogo, Rabu pukul 23.30 WIB," ujar Kasatnarkoba Polres Klaten, AKP Mulyanto.

"Sehari berselang, kami juga menetapkan Jujuk yang masih berstatus sebagai narapidana itu sebagai tersangka narkoba,” ucapnya lagi.

Ulah Femo berawal dari permintaan Jujuk. Menjelang Femo memperoleh asimilasi beberapa waktu lalu, dia memperoleh pesan dari Jujuk agar mengirimkan paket sabu-sabu dan ekstasi.

Lantaran merasa berutang budi selama di dalam penjara, Femo memenuhi permintaan tersebut. Femo yang sehari-hari bekerja sebagai penjual ayam itu berpikir bagaimana cara menyelundupkan narkoba sekaligus mengelabui sipir LP.

Akhirnya, Femo memiliki ide memasukkan narkoba ke dalam leher ayam siap saji. Leher ayam itu menjadi satu dengan paket makanan.

Begitu mengirim paket makanan yang ditujukan ke Jujuk, Femo meninggalkan LP. Sipir LP yang memperoleh paket makanan dari Femo tersebut langsung memeriksa makanan tersebut. Sipir LP menemukan sejumlah paket sabu-sabu dan ekstasi di dalam leher ayam goreng.

Akibat perbuatannya, tersangka Femo dan Jujuk dijerat Pasal 114 ayat (2) Sub Pasal 112 ayat (2) jo Pasal 132 ayat (1) jo Pasal 144 ayat (1) Sub Pasal 127 ayat (1) huruf a UU No. 35/2009 tentang Narkoba dengan ancaman hukuman pidana minimal enam tahun penjara dan maksimal 20 tahun penjara. (iNews.id.)






Loading...

[Ikuti Medialokal.co Melalui Sosial Media]