DEM Indonesia

Transisi Energi Bersih


Loading...

Medialokal.co - Relokasi subsidi LPG yang digunakan untuk insentif penggunaan kompor listrik sesuai peruntukan tarif tenaga listrik agar biaya memasak lebih murah daripada menggunakan LPG. 

Sesuai arahan Presiden Joko Widodo pada 16 November silam, permasalahan over supply listrik dan impor LPG yang semakin meningkat dapat diselesaikan melalui kebijakan konversi kompor gas ke kompor listrik. Impor LPG terus meningkat. Pada tahun ini diperkirakan mencapai Rp75 triliun dengan asumsi ICP USD 95 per barel dan terus meningkat pada 2025 triliun. 2025 menjadi Rp102,5 G INDONESIA. 

Melihat hal tersebut Sekretaris Jendral Dewan energi mahasiswa Indonesia (DEM Indonesia) Robi Juandry menyatakan Kondisi geopolitik dunia yang tidak stabil menyebabkan harga migas dunia tidak stabil untuk dapat kita menuju kedaulatan energi nasional dengan Transisi energi berbasis energi domestik.

Dengan melihat harga ICP terkini, diperkirakan subsidi LPG yang digelontorkan pemerintah mencapai Rp11.000 per kg. Dengan adanya relokasi, pemerintah akan menghemat Rp 3.597 (dari pelanggan 450 VA) dan Ro 4.963 (dari pelanggan 900 VA) untuk setiap 1 kg LPG yang terkonversi.

Loading...

Persepsi kompor gas lebih murah, karena disubsidi oleh pemerintah. Padahal, harga keekonomian kompor LPG per kilogram senilai Rp18.000, sementara kompor listrik 7,19 kWh senilai Rp 10.387. Terkait efisiensi energi, penggunaan energi dari kompor induksi mencapai 74,03 persen, sementara kompor gas sebesar 38,55 persen. 

Menurut Robi juga ditegaskan dalam kongres II DEM Indonesia kongres kami mengusung tema sinergi kebaikan kedaulatan energi menuju Indonesia emas 2045 yang isinya dalam acara tersebut Mendukung transisi energi dan momentum G20 dan mendukung adanya implementasi transisi domestik. 






Loading...

[Ikuti Medialokal.co Melalui Sosial Media]