5 Fakta Musibah Tembok SD Roboh di Pekanbaru

Polisi melakukan olah TKP pada peristiwa tembok SDN 48 Pekanbaru di Jalan Abidin, Kelurahan Air Dingin, Kecamatan Bukit Raya, Pekanbaru, Riau, yang menelan dua korban jiwa, Rabu (14/11/2018).

Loading...

MEDIALOKAL.CO - Saat para siswa hendak bergegas masuk sekolah, tembok setinggi dua meter di Sekolah Dasar Negeri 141 di di Jalan Abidin, Kelurahan Air Dingin, Kecamatan Bukit Raya, Pekanbaru, Riau, tiba-tiba roboh.

Peristiwa yang terjadi sekitar pukul 07.00 WIB tersebut menelan dua korban jiwa dan 4 luka-luka. Lima korban berstatus siswa dan satu korban adalah warga sekitar sekolah.

Dua korban meninggal adalah Willam Malaekhi (7) siswa SD dan Yanitra Oktivizoly (17) siswa SMA yang saat itu tengah melintas di lokasi kejadian. Keduanya mengalami luka serius hingga nyawa mereka tak tertolong.

Berikut ini fakta di balik peristiwa tersebut.

Loading...

1. Tembok sudah lama miring

Pagar tembok sekolah roboh menewaskan dua orang anak sekolah sebelumnya sudah dipasang peringatan oleh warga Jalan Abidin, Kelurahan Air Dingin, Kecamatan Simpang Tiga, Pekanbaru, Riau, Rabu (14/11/2018).

Kondisi pagar tembok sekolah roboh yang menewaskan dua orang siswa di Jalan Abidin, Kelurahan Air Dingin, Kecamatan Bukit Raya, Pekanbaru, Riau, ternyata sudah miring dan rawan roboh. Hal ini diakui oleh Ermi (38), salah satu warga sekitar sekolah.

"Temboknya sudah lama miring ke arah jalan. Sudah sekitar sebulan kami lihat miring," ucap Ermi, yang juga pemilik warung di dekat lokasi kejadian, Rabu (14/11/2018).

Meski demikian, kata dia, pihak sekolah belum melakukan perbaikan atau pembongkaran. Sehingga, tembok yang miring membahayakan warga yang melintas.

"Karena sudah lama temboknya miring, suami saya pasang aba-aba atau peringatan dengan tulisan awas pagar ini mau roboh, karena sudah membahayakan. Kan setiap hari kita lihat. Cuma pelaksanaan (pengerjaan) dari sekolah belum ada," kata Ermi.

2. Penjelasan komite sekolah terkait tembok SD yang roboh

Pagar tembok sekolah dasar yang roboh menewaskan dua orang anak sekolah di Jalan Tengku Bey, Kelurahan Simpang Tiga, Kecamatan Bukit Raya, Pekanbaru, Riau, Rabu (14/11/2018).
Ketua Komite SDN 141, Rustami Agafar, mengatakan, tembok sekolah tersebut dibangun pada tahun 2016 lalu.

"Tembok ini dibangun bukan bukan menggunakan APBD. Tapi biayanya swadaya wali murid," kata Rustami pada wartawan, Rabu.

Menurut dia, robohnya pagar tembok ini, disamping karena musim hujan, juga jalan di samping tembok merupakan jalan umum.

"Kan jalan itu jalan umum yang banyak dilewati truk sehingga menyebabkan getaran," tambahnya.

3. Kronologi peristiwa yang merenggut dua nyawa siswa

Warga menimbun darah korban yang tertimpa tembok sekolah dasar di Jalan Tengku Bey, Kelurahan Simpang Tiga, Kecamatan Bukit Raya, Pekanbaru, Riau, Rabu (14/11/2018).
Kapolsek Bukit Raya, Kompol Pribadi, mengatakan, peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 07.00 WIB. Saat itu beberapa korban, khususnya para siswa SDN 141 dan sejumlah warga sedang melintas di dekat tembok.

Saat itu tiba-tiba tembok sekolah roboh dan menimpa para siswa dan warga yang berada di dekatnya.

"Menurut keterangan saksi, Erlin Sihithe (35) orang tua dari korban William Maleakhi, saat itu ia mengantarkan anaknya ke sekolah dan memarkirkan sepeda motor di samping pagar tembok. Tak lama setelah itu, tiba-tiba tembok roboh lalu menimpa korban yang lainnya," kata Kompol Pribadi.

Melihat anaknya tertimpa tembok, Erlin pun segera berteriak dan meminta tolong. Warga jua segera melaporkan kejadian itu ke Polsek Bukit Raya. Setelah itu, petugas Damkar Kecamatan Bukit Raya lalu mengevakuasi korban.

"Jadi total korban enam korban. Dua meninggal dan empat luka ringan. Korban yang luka dirawat di RS Safira Pekanbaru. Sedangkan dua korban meninggal dunia dibawa ke rumah duka," kata Pribadi.

4. Duka keluarga korban Yanitra Oktovizoly

Pihak keluarga, guru dan siswa SMAN 14 Pekanbaru berdoa usai pemakaman jenazah Yanitra, seorang siswa yang tewas akibat tembok sekolah dasar roboh di Jalan Abidin, Kelurahan Air Dingin, Kecamatan Bukit Raya, Pekanbaru, Riau, Rabu (14/11/2018).

Keluarga korban Yanitra Oktovizoly (17) siswi kelas 12 SMAN 14 Pekanbaru, tak bisa menyembunyikan kesedihan saat melihat jenazah Yanitra disemayamkan di rumah duka, di Jalan Ilham, Kecamatan Bukit Raya, Pekanbaru.

Tangis pun pecah saat peti jenazah Yanitra dibawa ke pemakaman di dekat Tugu Pahlawan Kerja, Jalan Kaharuddin Nasution, Kecamatan Bukit Raya, Pekanbaru, sekitar pukul 15.20 WIB.

Proses pemakaman jenazah diiringi isak tangis keluarga, guru dan puluhan siswa SMAN 14 Pekanbaru.

Usia pemakaman, Jon Kenedi, ayah Yanitra, mengaku pertama kali mendapat kabar anaknya terkena musibah dari guru sekolahnya.

"Saya pulang dari antar anak, datang gurunya (SDN 141) ke rumah. Saya bilang ada apa. Terus gurunya bilang ada musibah. Sampai di sekolah sudah, sudah (meninggal)," katanya.

Menurut Jon, korban setiap pagi memang berangkat ke sekolah bersama adiknya, Rasyad Agus Triono untuk diantar ke SDN 141.

"Mereka memang setiap pagi sama-sama berangkat sekolah. Nanti adiknya diturunkan di SD 141," kata Jon.

Saat itu, dia mengaku belum mengetahui seperti apa kondisi anaknya, Rasyad, yang juga menjadi korban tertimpa tembok roboh.

"Saya belum atau seperti apa anak saya. Ini baru ke rumah sakit setelah pemakaman kakak (Yanitra)," tutup Jon.

5. Usai menimpa enam orang, tembok SDN 141 dibongkar

Tembok sekolah dasar roboh yang menewaskan dua orang anak sekolah di Jalan Abidin, Air Dingin, Bukit Raya, Pekanbaru, Riau, dibongkar habis menggunakan alat berat, Rabu (14/11/2018).

Beberapa jam setelah menimpa enam oranng, petugas Dinas Pendidikan Pekanbaru membongkar tembok pagar SDN 141 Pekanbaru, di Jalan Abidin, Kelurahan Air Dingin, Kecamatan Bukit Raya, Pekanbaru, Riau, Rabu (14/11/2018).

"Karena ada arahan dari Polresta Pekanbaru, maka seluruhnya tembok kita bongkar," kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru Abdul Jamal pada Kompas.com, Rabu (14/11/2018).

Untuk pembongkaran sisa bangunan tembok yang roboh ini, dia mengaku berkoordinasi dengan dinas PUPR Pekanbaru.

Menurut Jamal, sisa bangunan tembok yang ada saat ini masih layak jika dilihat dari struktur pembangunannya.

"Sisa yang di ujung masih layak. Tapi kalau yang roboh ini kan bagian bawahnya mungkin faktor cuaca. Karena sekarang musim hujan. Namun, untuk memastikan penyebab robohnya bangunan tembok ini, pihaknya akan mengkaji terlebih dahulu.

"Akan kami survei dulu," katanya.

Sumber: KOMPAS.com






Loading...

[Ikuti Medialokal.co Melalui Sosial Media]