BPN Prabowo Sesalkan Program Keluarga Harapan Diklaim Hanya Prestasi Jokowi


Loading...

MEDIALOKAL.CO - Jubir Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Dessy Ratnasari menyesalkan Program Keluarga Harapan (PKH) yang diklaim hanya sebagai prestasi Presiden petahana Joko Widodo saja. Menurutnya, Presiden Jokowi tidak jujur karena mengklaim prestasi tersebut.

Awalnya, Dessy bercerita mengenai kunjungan kerjanya di salah satu Provinsi. Dalam kunjungan itu, para warga diminta untuk mengucapkan testimoni terima kasih kepada Jokowi dalam bentuk video. Padahal menurutnya program tersebut sudah dicanangkan sejak zaman Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

"Kejujurannya program PKH adalah program yang sudah dicanangkan di tahun 2007, di zaman Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Jadi claming itu, menurut saya adalah ketidakjujuran," kata Dessy selaku jubir BPN Prabowo-Sandi bidang Perlindungan Anak dan Pemberdayaan Perempuan dalam diskusi di Media Center Prabowo-Sandi, Jl. Sriwijaya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (26/2/2019).

Dia mengatakan tidak masalah jika video tersebut untuk mempromosikan Jokowi di Pilpres. Namun, yang Dessy sesalkan seharusnya poin testimoni warga itu juga menyebutkan prestasi Komisi VIII DPR juga.

Loading...

"Saya bilang nggak apa kalau testimoni itu harus dibuat dan diperlombakan, yang akan diumumkan bulan Maret, tapi saya minta, saya minta, tapi ada juga poin ucapan terima kasih pada seluruh anggota Komisi VIII yang sudah menyetujui anggaran tambahan program harapan. Karena 10 fraksi termasuk kami PKS, PAN, Gerindra, menyetujui di dalamnya walaupun kami nggak mendukung Joko Widodo saat ini, itu baru jujur," jelas anggota Komisi VIII DPR itu.

"Jadi kalau nggak ada kami yang menyetujui anggaran dinaikkan 10 juta tambahan program PKH, itu nggak akan berjalan, nah itu kejujuran melalui kampanye claiming program ini, program Pak Jokowi dan harus buat testimoni," tambah Dessy.

Atas dasar itulah politikus PAN ini menilai Jokowi tidak jujur. Dessy juga berharap kampanye dilakukan dengan cara sehat.

"Dan ini menurut saya selain memunculkan ketidakjujuran, juga munculkan pemikiran pendapat saya bahwa kenapa kita harus berikan sebuah pernyataan yang menghina nalar cerdas dari masyarakat Indonesia, kan tujuan Indonesia dibentuk mencerdaskan kehidupan bangsa, kalau gitu kita ajak masyarakat kita pinter, bukan hanya bagi-bagi saja," sebutnya.

Sumber: detik.com






Loading...

[Ikuti Medialokal.co Melalui Sosial Media]